Bapak Bagus

Email: Bagus.saputra@gmail.com

Obat apa yang bisa saya berikan ketika ayam saya terserang penyakit koksidiosis dan CRD secara bersamaan? Bagaimana pemilihan obat antikoksi dan antibiotiknya? dan bagaimana aplikasi yang terbaik?

Jawab :

Yth. Pak Bagus, terimakasih atas pertanyaannya. Sebelumnya kami akan memberikan sedikit informasi terkait penyakit koksidiosis dan Chronic Respiratory Disease (CRD). Koksidiosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh protozoa Eimeria sp. Penyakit koksidiosis ini menimbulkan gejala klinis berupa ayam lemah, lesu, pucat dan disertai berak darah. Sedangkan penyakit CRD merupakan penyakit yang disebabkan bakteri Mycoplasma sp. Gejala klinis ayam yang terserang CRD akan menunjukan keluarnya lendir dari hidung, nafsu makan turun, dan ngorok.

Apabila kedua penyakit tersebut terjadi secara bersamaan, maka bapak dapat menggunakan obat Therapy ataupun produk herbal Medion yaitu Fithera. Dimana kedua produk tersebut dapat mengatasi penyakit bakterial seperti CRD dan koksidiosis secara bersamaan.

Therapy merupakan broad spectrum therapeutic agent dimana bekerja secara bakteriostatik atau menghambat pertumbuhan bakteri. Selain sebagai antibiotik, Therapy juga dapat mengatasi koksidiosis. Selain Therapy, Medion mempunyai produk herbal Fithera yang dapat digunakan sebagai antibakteri sekaligus antikoksi juga. Keunggulan dari produk herbal yaitu aman, tidak meninggalkan residu dan tidak menyebabkan terjadinya resistensi.

Mekanisme kerja Fithera sebagai antibakteri yaitu mengikat bakteri dan membuat kebocoran bakteri sehingga membuat bakteri mati. Sedangkan mekanisme kerja Fithera sebagai antikoksi yaitu bekerja dengan menghambat pembelahan sporozoit yang sudah masuk ke dalam sel usus dan juga bekerja dengan melapisi sel usus sehingga mukosa usus tidak bisa diinfeksi oleh Eimeria sp.

Aplikasi pemberian obat baik Fithera maupun Therapy dapat diberikan melalui air minum. Dosis Therapy yaitu 0,2 gr/kg BB selama 5-7 hari sedangkan dosis Fithera untuk menangani penyakit bakterial sekaligus koksidiosis yaitu 0,4 ml/kg BB selama 7 hari berturut-turut.

Selain dengan pengobatan perlu didukung dengan beberapa hal sebagai berikut:

  • Isolasi ayam yang sakit untuk meminimalisir penularan penyakit.
  • Jika memungkinkan, buang feses bercampur darah yang ada pada litter untuk menghindari ayam lain mematuknya. Hal ini karena warna merah pada feses akan menarik perhatian ayam lain untuk mematuk dan terjadilah proses penularan penyakit koksidiosis.
  • Jangan memberikan pengobatan koksidiosis bersamaan dengan produk yang mengandung vitamin B atau asam amino, karena vitamin B merupakan nutrisi bagi protozoa penyebab koksidiosis. Vitamin B baru bisa diberikan setelah pengobatan tuntas/selesai.
  • Culling ayam yang kondisinya parah
  • Khusus untuk ayam pedaging, jika kasus penyakit terjadi pada umur >25 hari dan harga ayam di pasaran sedang bagus, disarankan agar ayam dipanen saja.
  • Perhatikan kondisi litter/sekam, jangan sampai lembap atau basah. Tambahkan sekam baru jika sekam sudah sangat lembap. Jika perlu, tambahkan kapur pada sekam yang baru ditambahkan.

Supaya kejadian ini tidak berulang pada periode pemeliharaan selanjutnya maka dapat dilakukan beberapa cara seperti:

  • Sanitasikandang dan peralatan peternakan (kandang dibersihkan, dicuci dan disemprot dengan Antisep, Formades atau Sporades). Namun untuk ookista Eimaria sp relatif tahan terhadap desinfektan. Selain itu ookista juga sulit diberantas karena ukurannya yang sangat kecil sehingga ia mudah diterbangkan oleh angin dan tersebar kemana-mana. Meski begitu, masih ada cara yang bisa kita gunakan untuk memberantas ookista. Cara tersebut yaitu memberikan kapur atau soda kaustik pada permukaan litter atau feses yang lembap dan basah. Ketika kedua bahan tersebut larut dalam air atau media yang basah maka akan dihasilkan panas yang tinggi. Sementara, ookista tidak tahan terhadap suhu ekstrem panas >55°C.
  • Terapkan manajemen peternakan dengan baik, sehingga ayam aman dan terlindung dari ancaman penyakit. Atur ventilasi dan kepadatan ayam dalam kandang.
  • Gunakan litter dengan ketebalan awal sekitar 8-12 cm untuk kandang postal dan 5-8 cm untuk kandang panggung. Segera ganti litter yang basah dan menggumpal. Jika jumlah litter yang menggumpal sedikit, maka dapat dipilah dan dikeluarkan dari kandang. Namun jika jumlah litter yang menggumpal atau basah sudah banyak, lebih baik tumpuk dengan litter yang baru hingga yang menggumpal tidak tampak.
  • Ayam yang menderita CRD dapat bertindak sebagai pembawa penyakit, sehingga sebaiknya ayam muda tidak dipelihara di dekat ayam tua dan ayam pedaging dipelihara terpisah dengan ayam petelur.
Pemberian Obat untuk Koksidiosis dan CRD
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin