Email : aleedjangkar@gmail.com

Ayam petelur saya sudah berumur 22 minggu tapi jengger masih kecil dan belum bertelur. Mohon solusinya, terima kasih.

Jawab :

Terima kasih atas pertanyaan Saudara/i. Solusi mengatasi ayam petelur terlambat dewasa kelamin (jengger kecil) dan belum bertelur yaitu lakukan pengecekan pada :

  1. Kualitas Pullet

Keterlambatan produksi telur dapat disebabkan oleh kualitas pullet yang kurang baik. Ciri-cirinya yaitu organ reproduksi belum matang (dapat diamati dari ciri kelamin sekunder), bobot badan tidak mencapai standar dan keseragamannya rendah.

Pullet yang sudah dewasa kelamin dan siap bertelur memiliki ciri-ciri jengger besar dan merah, panjang tulang kaki (shank) minimal 100 mm dan lebar tulang pubis selebar tiga jari orang dewasa. Bobot badan yang rendah (10-15% di bawah standar) menyebabkan ayam terlambat mencapai dewasa kelamin pada waktu yang tepat, sehingga produksi telur akan mundur. Sementara itu, keseragaman bobot badan yang rendah menyebabkan ketidakseragaman awal bertelur antar ayam dan ukuran telur akan bervariasi.

Idealnya bobot badan ayam petelur harus sudah mencapai standar saat memasuki awal produksi (umur 18 minggu, bobot badan ±1,5 kg). Periksa bobot badan ayam Saudara/i saat umur 22 minggu tersebut dan bandingkan dengan standar yang dikeluarkan oleh pembibit.

Sampling ayam sebanyak 2-5% dari populasi per kandangnya. Jika bobot badan kurang dari standar, tingkatkan konsumsi ransum dengan cara meningkatkan frekuensi pemberian ransum, mengurangi faktor stres dan menambahkan premix ke dalam ransum.

Untuk ayam-ayam yang belum menunjukkan dewasa kelamin (jengger kecil), dapat diberi Vitesel Inj untuk mengoptimalkan fungsi dan kematangan saluran reproduksi. Jika dalam dua sampai tiga minggu ke depan tidak ada perubahan, lakukan seleksi dan culling ayam yang kondisi jenggernya masih kecil.

2. Konsumsi dan Nutrisi Ransum

Produksi telur sangat dipengaruhi oleh nutrisi yang terkandung dalam ransum misalnya protein, energi, lemak, serat, vitamin dan mineral. Tidak terpenuhinya salah satu kebutuhan nutrisi tersebut melalui ransum, maka produksi telur akan terganggu.

Pastikan nutrisi ransum sesuai kebutuhan ayam dan konsumsi ransum meningkat setiap minggunya dari umur 18 sampai 25 minggu. Mulai dari 84 gram/ekor/hari pada umur 18 minggu menjadi 112 gram/ekor/hari pada umur 25 minggu (ISA Brown Product Guide, 2020). Untuk meningkatkan konsumsi ransum, dapat menambahkan Kumavit sebanyak 1 gram per 2 liter air minum.

3. Program Pencahayaan

Berikan pencahayaan yang tepat sesuai kebutuhan ayam per umurnya. Pencahayaan sangat penting untuk merangsang kematangan organ reproduksi untuk menghasilkan telur.

Pencahayaan dengan intensitas dan durasi yang tepat akan merangsang konsumsi ransum dan kematangan sistem reproduksi. Sebaliknya, pencahayaan yang kurang mengakibatkan terlambatnya pencapaian bobot badan ideal dan dewasa kelamin di umur yang tepat, sehingga awal produksi akan mundur.

4. Infeksi Penyakit

Periksa status kesehatan ayam. Ada beberapa penyakit spesifik yang dapat menyerang organ reproduksi ayam petelur, sehingga ayam tidak mampu berproduksi. Penyakit tersebut antara lain ND, IB dan AI.

Jika ayam menunjukkan gejala sakit, lakukan pemeriksaan bedah bangkai dan jika perlu uji titer antibodi untuk membantu meneguhkan diagnosa penyakit. Sehingga penanganan yang tepat dapat segera dilakukan.

Lakukan monitoring titer antibodi secara rutin satu bulan sekali terutama untuk ND, AI dan IB. Hal ini bertujuan untuk mengetahui status kesehatan tubuh ayam dan membantu penentuan jadwal vaksinasi ulang yang tepat.

Ayam Layer Terlambat Bertelur
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin