Bapak Bayo Regar – by email
Bagaimana tanda ayam pedaging yang terkena mikotoksikosis? Bagaimana cara mengatasinya?
Jawab :
Mikotoksikosis adalah penyakit yang disebabkan racun dari jamur atau biasa dikenal mikotoksin. Jamur yang tumbuh pada pakan akan bermetabolisme dan menghasilkan metabolit sekunder yang disebut mikotoksin. Terdapat beberapa genus jamur yang biasa tumbuh pada pakan seperti Aspergillus, Fusarium dan Penicillium.
Jamur mudah tumbuh di berbagai tempat seperti tanah, materi organik yang membusuk dan biji-bijian. Terlebih lagi pada kondisi iklim di negara tropis dengan tingkat kelembapan, curah hujan dan suhu yang tinggi maka akan sangat mendukung pertumbuhan jamur penghasil mikotoksin. Pada pakan terdapat beberapa kondisi yang dapat menyebabkan jamur akan mudah tumbuh, seperti :
- Kondisi bahan pakan dengan kadar air di atas 14% terutama yang bersifat higroskopis (mudah menyerap molekul air dari lingkungan/udara)
- Kondisi biji-bijian yang sudah rusak/pecah (broken seed) dan disimpan dalam waktu yang lama
- Tumpukan pakan yang langsung kontak dengan lantai dan dinding kandang
- Gudang tempat penyimpanan bahan pakan yang lembap dan kurang ventilasi.
Gejala dan Dampak Mikotoksikosis
Telah diketahui bersama bahwa jamur dapat menghasilkan banyak jenis mikotoksin dan beberapa diantaranya sering menyebabkan gangguan kesehatan pada unggas. Beberapa mikotoksin tersebut adalah aflatoksin, okratoksin, fumonisin, trichotechenes (T-2 toksin, deoxynivalenol) dan zearalenone.
Ayam yang menderita mikotoksikosis dapat menunjukkan gejala seperti nafsu makan rendah dan pertumbuhan yang terhambat. Selain itu, ditemukan adanya plak atau ulcer pada langit-langit mulut akibat salah satu mikotoksin yaitu toksin T-2. Apabila dilakukan pemeriksaan patologi anatomi maka akan terlihat hati yang pucat dan rapuh, perdarahan pada otot paha dan erosi pada ventrikulus akibat aflatoksin.
Dampak kasus mikotoksikosis seringkali tidak disadari oleh peternak, namun kerugian dari segi efisiensi pakan menjadi lebih besar yang berujung pada kerugian. Sebenarnya efek toksisitas (keracunan) mikotoksin tersebut tergantung dari intensitas dan waktu intoksifikasi (penyebaran racun). Namun perlu diperhatikan juga bahwa mikotoksin bersifat akumulatif di dalam tubuh sehingga semakin banyak kadar mikotoksin yang termakan maka dampaknya akan semakin parah.
Sistem imun yang menurun juga merupakan salah satu dampak dari mikotoksikosis karena penyakit ini bersifat imunosupresif. Dampak lanjut dari imunosupresif ini ialah meningkatnya kematian ayam, mudahnya ayam terserang penyakit, kegagalan vaksinasi, serta meningkatkan kolonisasi bakteri patogen di saluran pencernaan ayam. Mikotoksikosis dapat memicu terjadinya berbagai penyakit, seperti infeksi bakteri/virus, malabsorption syndrome dan fatty liver syndrome.
Penanganan dan Pencegahan
Mikotoksin merupakan bahan kimia yang bersifat sangat stabil dan dapat bertahan dalam jangka waktu lama walaupun jamur yang menghasilkannya telah mati. Bahkan terhadap perlakuan panas saat memroses pakan, mikotoksin sama sekali tidak bisa terdegradasi atau dihancurkan. Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan saat sudah diketahui terdapat mikotoksin yang mengontaminasi pakan :
- Menyeleksi dan membuang pakan yang terkontaminasi jamur dalam jumlah banyak. Jika pakan yang terkontaminasi jumlahnya sedikit, bisa dicampur dengan pakan yang belum terkontaminasi dan ditambah toxin binder.
- Penggunaan toxin binder (pengikat mikotoksin) seperti Freetox G yang dicampur pada pakan. Upaya ini merupakan solusi efektif untuk mengikat mikotoksin dengan kuat saat di dalam saluran pencernaan, sehingga mikotoksin tidak “aktif” dan akhirnya keluar bersamaan dengan feses.
- Tidak ada obat khusus untuk penanganan mikotoksikosis. Berikan vitamin high concentrate seperti Fortevit, Top Mix HC atau Mix Plus untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.
Pencegahan yang dapat dilakukan agar dapat meminimalkan pertumbuhan jamur pada pakan adalah :
- Usahakan kadar air pada bahan baku atau pakan di bawah 14%. Segera jemur atau gunakan alat pengering khusus untuk bahan baku dengan kadar air masih di atas 14%.
- Tambahkan juga mold inhibitor (Fungitox) untuk menghambat pertumbuhan jamur penghasil mikotoksin.
- Terapkan sistem penyimpanan first in first out (FIFO) atau juga first expired first out (FEFO).
- Kondisikan gudang pakan yang cukup ventilasi, mendapatkan cukup sinar matahari dan tempat yang tidak lembap. Bila perlu tambahkan blower di gudang untuk membantu melancarkan sirkulasi udara.
- Gunakan pallet sebagai alas penyimpanan pakan. Usahakan pakan tidak menempel pada dinding. Berikan jarak minimal 50 cm dari dinding gudang.