Pemberian suplemen atau obat bagi ayam di suatu peternakan sudah menjadi suatu kebutuhan, bahkan terprogram secara rutin. Adanya larangan penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) sejak awal tahun 2018 membuat para peternak mulai mencari cara agar performa ayam tetap optimal.
Karena tanpa pemberian suplemen atau obat dalam pemeliharaan ayam akan timbul suatu masalah yang cukup serius, yaitu terjadi penurunan produksi atau bahkan kematian. Ujung-ujungnya peternak akan mengalami kerugian ekonomi.
Oleh karena itu telah banyak dikembangkan ramuan herbal yang dimanfaatkan untuk mengurangi penggunaan antibiotik kimia yang berlebihan pada ayam dalam upaya upaya pencegahan dan pengendalian terjadinya Antimicrobial Resistance (AMR) apabila pemberian tidak sesuai aturan dan menimbulkan residu pada produk yang dihasilkan.
Potensi Penggunaan Produk Herbal
Indonesia memiliki kurang lebih 30.000 spesies tumbuh-tumbuhan yang berpotensi dikembangkan sebagai obat berbahan herbal. Namun faktanya, 32% atau sekitar 9.600 spesies yang diketahui memiliki khasiat obat belum dimanfaatkan secara optimal sebagai obat herbal (Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia, 2024).
Herbal adalah obat alami berasal dari tanaman yang dapat digunakan untuk mendukung peningkatan produktivitas ternak. Secara garis besar herbal dibagi menjadi 3 jenis, yaitu obat tradisional atau jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT), dan fitofarmaka.
Kita ketahui bahwa obat tradisional atau jamu adalah jenis obat alami yang cukup banyak dipakai oleh peternak di lapangan. Sedangkan produk obat herbal terstandar dan fitofarmaka masih sedikit penggunaannya karena masih terbatasnya kedua jenis produk tersebut di pasaran.
![Manfaat Fitobiotik sebagai Pengganti AGP 1 Gambar jenis-jenis bahan baku untuk obat herbal](https://www.medion.co.id/wp-content/uploads/2025/02/sup1.webp)
Perlu diketahui bahwa dibandingkan dengan jamu, produk herbal terstandar yang diperuntukkan bagi ternak memiliki kualitas lebih baik, apabila dinilai dari bahan baku yang digunakan. Pada obat herbal terstandar, pihak produsen sudah menggunakan bahan baku berupa ekstrak tanaman.
Sedangkan pada penggunaan jamu, peternak harus mengolah tanaman herbal terlebih dahulu untuk mendapatkan ekstrak dan hal ini membutuhkan tenaga dan biaya yang tidak sedikit. Apalagi jika jamu tersebut akan digunakan secara kontinyu setiap hari.
Pada umumnya, bahan aktif dari tumbuhan herbal ditemukan dalam bentuk metabolit sekunder yang perannya penting bagi kelangsungan hidup spesies tumbuhan tersebut.
Satu tumbuhan biasanya menghasilkan lebih dari satu jenis metabolit sekunder (asam organik, minyak atsiri, dan lain-lain) sehingga memungkinkan dalam satu tumbuhan memiliki lebih dari satu efek farmakologis.
Komposisi ramuan herbal yang digunakan untuk produk herbal ayam bervariasi dari berbagai kombinasi jenis tumbuh-tumbuhan. Di kalangan budidaya unggas, beberapa contoh tumbuhan yang biasa digunakan untuk membuat ramuan herbal diantaranya kunyit, jahe, bawang putih, kencur, lengkuas, temulawak, kayu manis, daun sirih, dll.
Sebagian besar herbal memiliki sifat antibakteri, antioksidan, antiinflamasi atau bahkan antivirus. Obat herbal sudah digunakan sejak ratusan tahun lalu dan menunjukkan khasiatnya untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, dan mempercepat pemulihan penyakit.
Tidak hanya untuk manusia, saat ini banyak pula peternak unggas yang telah memanfaatkan tanaman sebagai obat alami untuk diberikan pada ternak yang dipelihara. Tujuan pemberiannya pun beragam, seperti meningkatkan nafsu makan, memacu pertumbuhan, mengurangi bau kotoran di kandang, meningkatkan produksi dan kualitas telur, mengobati ternak yang sakit, dan terakhir untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak atau sebagai imunostimulan.
Di bidang peternakan, penggunaan bahan herbal saat ini semakin dilirik peternak karena terbukti berkhasiat dalam meningkatkan produktivitas dan diyakini aman untuk kesehatan ayam. Bahan yang tidak menimbulkan efek negatif terutama tidak memicu resistensi, tidak menimbulkan residu pada ayam namun mampu menjaga kesehatan ayam serta meningkatkan produktivitas. Berbagai manfaat lain yang diperoleh dalam pemberian herbal pada unggas antara lain:
- Meningkatkan daya tahan tubuh, tahan terhadap stres dan penyakit sehingga menekan angka kematian (mortalitas)
- Sebagai antioksidan alami
- Stimulasi saluran pencernaan
- Ramah lingkungan selain dapat mengurangi bau amonia
Perbedaan obat herbal dengan kimia terletak pada tingkat risiko resistensi dan juga withdrawal time-nya. Penggunaan obat kimia sudah umum digunakan di masyarakat, namun belum disertai kontrol yang ketat sehingga dapat dijumpai peternak yang menggunakan obat tidak sesuai aturan pakainya (misal: dosis kurang tepat, lama pemberian melebihi batas yang ditentukan), akibatnya kemungkinan resistensi lebih tinggi jika dibandingkan dengan obat herbal yang justru relatif lebih aman karena memiliki range dosis yang lebar dan belum terbukti dapat menyebabkan resistensi.
![Manfaat Fitobiotik sebagai Pengganti AGP 2 penerapan obat herbal pada program kesehatan untuk ayam petelur maupun pedaging](https://www.medion.co.id/wp-content/uploads/2025/02/sup2-e1738657849951.webp)
Meski produk herbal telah diketahui memiliki banyak khasiat/manfaat, bukan berarti peternak unggas harus menggantungkan program medikasi (pemberian obat dan suplemen) hanya dari produk herbal. Bagaimanapun, obat sintetik yang saat ini banyak dijual di pasaran masih layak digunakan karena sebagian besar sudah terstandarisasi dan telah lulus uji potensi dan keamanan, baik skala laboratorium maupun uji langsung ke hewan/ternak.
Mengenai bahaya resistensi dan residu dari produk sintetik, terutama produk antibiotik sintetik, sebenarnya masih sangat mungkin kita hindari. Resistensi antibiotik bisa terjadi akibat: pemberian dosis yang tidak sesuai, pemilihan antibiotik yang tidak tepat, pengobatan yang tidak tuntas, pemberian antibiotik dari golongan yang sama digunakan secara terus-menerus, dan penyebab lainnya berasal dari bakteri itu sendiri, misalnya akibat bakteri mengalami mutasi genetik, enzim maupun perubahan reseptor pada tubuh bakteri tersebut.
Solusi yang tepat untuk mengatasi resistensi ini ialah dengan mengombinasikan antibiotik secara sinergis, serta yang terpenting yaitu melakukan rolling antibiotik. Yang dimaksud dengan rolling antibiotik adalah menggunakan atau memberikan antibiotik dari golongan berbeda setiap interval 3-4 kali periode pengobatan.
Sedangkan untuk menghindari adanya residu antibiotik dalam produk unggas, perhatian keterangan waktu henti obat sebelum ayam dipotong/dikonsumsi pada label kemasan obat. Jika pada label tertulis “Hentikan pemakaian obat 5 hari sebelum unggas dipotong untuk dikonsumsi” maka seharusnya pemberian obat kita hentikan 5 hari sebelum ayam pedaging dipanen. Dengan demikian diharapkan karkas ayam pedaging bebas dari residu antibiotik.
Terkait penggunaan produk herbal, tidak ada larangan untuk penggunaannya, namun sebaiknya pilih produk herbal yang sudah terstandarisasi. Obat herbal terstandar menjadi alternatif dari bahan kimia dimana kualitasnya terjamin, efektivitasnya terbukti melalui penelitian dan tentunya aman.
Untuk memastikan produk obat herbal terjamin, maka dapat dilakukan pengecekan sebagai berikut:
- Teliti terlebih dahulu kandungan zat aktif didalamnya, pastikan sesuai dengan tujuan pengobatan
- Gunakan Obat Herbal Terstandar yang dibuat dari bahan berkualitas dan pengujian Quality Control (QC) yang ketat, diproduksi sesuai standar regulasi pembuatan obat herbal CPOHB (Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik) dan dibuktikan efektivitasnya melalui uji klinis
- Perhatikan aturan pakai yang disarankan
- Perhatikan efek samping dan interaksi dari produk tersebut
- Terdapat keterangan kandungan/komposisi, indikasi, aturan pakai dan dosis yang jelas pada kemasan produk.
Beberapa perusahaan obat hewan, termasuk Medion, kini mulai mengembangkan beberapa produk herbal yang aman dan sudah terstandarisasi, baik kualitas bahan baku maupun produk jadinya. Beberapa contoh produk herbal tersebut diantaranya:
1. Kumavit
Kumavit merupakan sediaan serbuk larut air yang mengandung ekstrak curcuma, serta multivitamin, asam amino, dan elektrolit. Kumavit berperan sebagai suplemen multivitamin herbal untuk meningkatkan nafsu makan, meningkatkan daya tahan tubuh, serta mencegah stres.
2. Gingertol
Gingertol merupakan suplemen cair mengandung sorbitol dan ekstrak jahe merah. Sorbitol merupakan sumber energi sedangkan ekstrak jahe merah memiliki berbagai khasiat yang baik bagi tubuh seperti menghangatkan badan DOC sehingga kombinasi ini merupakan pilihan yang baik untuk membantu pemulihan energi unggas saat dibutuhkan.
Selain itu, pemberian Gingertol juga dapat meningkatkan produksi enzim pencernaan dan merangsang pembentukan vili usus sehingga membantu meningkatkan bobot badan dan mengoptimalkan FCR.
3. Grow Chicks
Grow Chicks merupakan suplemen alami yang efektif dalam meningkatkan performa seperti peningkatan bobot badan, peningkatan daya tahan tubuh, serta mempercepat penyerapan yolk sac pada anak ayam. Pemberian Grow Chicks dapat membantu meningkatkan efisiensi pakan dengan menekan FCR di awal pemeliharaan.
Selain itu, Grow Chicks juga dapat mempercepat penyerapan kuning telur, sehingga memiliki kekebalan tubuh yang lebih optimal.
4. Fithera
Zat aktif yang terkandung pada ekstrak herbal dapat berfungsi sebagai antibakteri dengan merusak membran sel serta dinding sel bakteri yang menyebabkan kematian sel bakteri. Kandungan zat aktif herbal juga dapat berperan sebagai antiprotozoa khususnya sebagai antikoksidia dengan membunuh koksidia pada fase perkembangbiakan baik fase seksual maupun aseksual.
Selain itu juga akan melindungi vili-vili usus sehingga sporozoit/koksidia penetrasi dan menginfeksi usus. Contoh produknya adalah Fithera yang merupakan obat alami cair untuk membantu pengobatan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada unggas seperti coccidiosis, coryza, CRD, dan colibacillosis.
5. Fasbro
Fasbro merupakan alternatif produk yang efektif mengoptimalkan FCR dengan cara meningkatkan produksi enzim pencernaan sehingga penyerapan nutrisi pakan lebih optimal. Penggunaan Fasbro juga dapat meningkatkan bobot karkas dan kualitas fisik karkas serta mempercepat pertumbuhan ayam broiler.
6. Eggstima
Ekstrak dalam Eggstima mampu membantu meningkatkan performa unggas pada masa bertelur, seperti peningkatan produksi telur, peningkatan berat telur dan menebalkan kerabang telur.
7. Ammotrol
Ammotrol merupakan herbal larut air untuk mengontrol kadar ammonia pada kandang. Ammotrol bekerja dengan mengikat gas amonia yang terbentuk dari sisa metabolisme protein dan membuat tekstur feses menjadi lebih kering sehingga bau amonia berkurang, udara dalam kandang menjadi bersih, dan pertumbuhan ternak optimal.
8. Optigrin
Tantangan saat ini, akibat dilarangnya penggunaan antibiotic growth promoter (AGP) dan antikoksidia dalam ransum adalah gangguan saluran pencernaan akibat bakteri patogen. Kondisi ini bisa menyebabkan ransum dengan kandungan nutrisi yang ideal tidak bisa dicerna dan diserap secara optimal.
Untuk mengoptimalkan kesehatan saluran pencernaan dalam imbuhan pakan. Herbal dapat memperbaiki performa dengan menekan mikroba patogen di saluran pencernaan. Optigrin merupakan obat alami berbentuk serbuk yang di campurkan dalam pakan untuk meningkatkan performa ayam dan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
9. Reduvir
Reduvir merupakan herbal yang memiliki aktivitas antivirus serta mampu bekerja meningkatkan kekebalan tubuh. Pemberian Reduvir efektif dalam membantu meningkatkan kesehatan unggas serta mengurangi kematian pada unggas yang terinfeksi virus.
10. Imustim
Imustim merupakan pilihan yang tepat untuk pemeliharaan dan peningkatan kekebalan tubuh serta memperbaiki sistem kekebalan tubuh yang menurun pada ayam.