Air memegang peranan penting dalam keberhasilan usaha peternakan, karena tanpa air yang cukup, kelangsungan hidup ternak akan terganggu. Air menjadi 70% komponen penyusun terbesar bagi tubuh ayam karena dibutuhkan dalam proses metabolisme, mengatur suhu tubuh serta membantu proses pencernaan dan penyerapan zat makanan.

Ayam harus diberi air minum dengan jumlah yang cukup dengan kualitas yang baik yaitu bebas dari mikroba patogen untuk meminimalkan resiko terserang penyakit. Terlebih lagi kualitas air minum yang tidak diperhatikan bisa menjadi media penyebaran penyakit.

Permasalahan Kualitas Air di Peternakan

Kualitas fisik air yang bermasalah umumnya berkaitan dengan jumlah bakteri yang melebihi batas standar. Sehingga kondisi tersebut bisa menyebabkan perubahan bau, warna dan air menjadi keruh yang berdampak pada meningkatnya resiko kejadian penyakit dan penurunan konsumsi air minum ayam. Masalah penyakit yang mendominasi masih tentang kontaminasi E.coli dan coliform. Salah satu pemicunya yang jarang diperhatikan namun perlu diwaspadai, yaitu munculnya biofilm di dalam pipa air minum.

Biofilm dan Dampaknya

Biofilm merupakan akumulasi mikroorganisme yang menempel di permukaan basah/tertutup (seperti tempat minum, bak air, pipa air) dan membentuk lapisan tipis berlendir yang mengandung protein dan polisakarida. Biofilm terdiri atas banyak mineral, juga slime yang merupakan lapisan lendir. Slime ini muncul secara normal, karena pertumbuhan alga dan mikroba lainnya termasuk bakteri E.coli.

Secara umum pembentukan biofilm di dalam pipa saluran air minum (atau permukaan benda lainnya) bisa dipicu oleh beberapa hal seperti pipa terpapar panas matahari secara terus menerus, adanya sisa penggunaan antibiotik atau vitamin lewat air minum yang tidak dibersihkan, pipa air yang menggantung, dll.

Biofilm terbentuk mulai dari bakteri yang terbawa dalam air menempel pada dinding pipa. Sel bakteri akan berkumpul dan melekat sehingga nantinya berkembang dalam membentuk biofilm. Biofilm yang sudah menumpuk besar nantinya akan pecah dan menyebarkan kembali bakteri dan mikroorganisme lebih banyak.

Jika tidak segera diatasi, tumbuhnya biofilm ini bisa menyebabkan beberapa masalah seperti berikut:

• Menyumbat nipple drinker atau pipa saluran air. Air jadi berbau juga merupakan dampak adanya pertumbuhan bakteri dalam biofilm.

• Sumber penyakit Media berkembangnya mikroba patogen (misal : E.coli, salmonella sp, dsb). Serta adanya biofilm ini akan dimanfaatkan sebagai tempat persembunyian bibit penyakit sehingga bisa terlindungi dari desinfektan (karena relatif sulit ditembus oleh desinfektan).

• Menurunkan efektivitas obat-obatan, vaksinasi dan vitamin via air minum Biofilm dapat mengurangi efisiensi distribusi air (adanya penyumbatan) sehingga dapat mengurangi kapasitas pipa untuk mengalirkan air yang mengandung obat-obatan dan ayam menjadi tidak mendapatkan dosis optimal dari pengobatan. Adanya biofilm (substrat bakteri) juga termasuk kedalam material organik yang dapat menurunkan efektivitas pengobatan karena menghalangi kontak antara obat dengan penyakit.

Cara Mengatasi Biofilm

Maka dari itu, seharusnya perlu dilakukan pengendalian biofilm secara berkala dengan beberapa metode berikut:

1. Pre-Treatment
Meminimalisir penumpukan material organik/bahan yang kaya nutrisi, karena dapat menyediakan banyak sumber daya yang mendukung pertumbuhan dan pematangan biofilm. Pembentukan biofilm di dalam saluran pipa air minum dapat dipicu oleh beberapa hal seperti sisa penggunaan antibiotik/vitamin via air minum.
2. Gelombang ultrasonik
Biofilm juga dapat dicegah dengan penggunaan gelombang suara dengan memasang perangkat Harsonic. Harsonic akan memancarkan gelombang ultrasonik sehingga dapat meluruhkan biofilm yang ada di dinding pipa dan mencegah terbentuknya kembali biofilm. Menggunakan sistem gelombang ultrasonik dengan Harsonic untuk mengurai dan menghilangkan biofilm sehingga mudah dibersihkan.

3. Flushing dikombinasikan zat kimia

Biofilm dapat dihilangkan dengan perlakuan fisik seperti dengan pembersihan pipa menggunakan ujung kawat yang diberi kain atau flushing. Flushing dengan membersihkan pipa saluran air minum menggunakan air bertekanan tinggi (sekitar 1,5-3 bar) atau dengan laju penyemprotan air 1 menit setiap 30 meter pipa paralon. Flushing dapat dilakukan secara rutin terutama setelah pemberian antibiotik, vitamin, dan vaksin lewat air minum. Pembilasan dengan air bersih akan mengendurkan zat-zat yang berkontribusi terhadap biofilm dan membersihkan sisa-sisa yang dapat menyumbat peralatan. Setidaknya 1-2 bulan sekali lakukan flushing (menyemprotkan air bertekanan) pada paralon untuk meminimalkan pembentukan biofilm. Kita pun harus melakukan pembersihan dan desinfeksi terhadap bak penampungan air. Lakukan pengurasan torn minimal 1 bulan sekali atau saat kosong kandang. Sebelum dilakukan flushing sebaiknya saluran pipa air dikosongkan dulu sampai tidak ada sisa air. Tindakan flushing akan lebih optimal jika dibantu dengan Bioflush.

Bioflush merupakan desinfektan mengandung hidrogen peroksida yang memiliki spektrum luas serta efektif dalam melawan berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus, fungi dan spora. Hidrogen peroksida bekerja dengan cara menghasilkan radikal bebas hidroksil yang menyerang lipid membran, protein, DNA, dan komponen sel penting lainnya, menyebabkan kerusakan pada komponen tersebut yang mengakibatkan kematian pada sel mikroorganisme. Sehingga Bioflush efektif dalam membasmi mikroba penyebab biofilm pada tangki dan saluran air di peternakan unggas.

Bioflush memiliki efektivitas 2,22x lebih tinggi membunuh bakteri E.coli dibandingkan dengan fenol. Bioflush juga aman dapat digunakan untuk desinfeksi kandang isi dan memiliki tingkat iritasi rendah pada ternak maupun kulit tangan manusia. Bioflush tidak memengaruhi bau, rasa dan warna pada air minum ternak sehingga tidak menimbulkan bekas noda pada torn/pipa air minum. Bioflush juga aman digunakan pada perlatan kandang yang terbuat dari logam/besi karena tidak menimbulkan karat. Dosis penggunaan Bioflush adalah sebagai berikut:

• Penanganan biofilm ringan (kandang isi):
Larutkan 10 ml/100 liter air. Jika dibutuhkan dapat ditingkatkan hingga 20 ml/100 liter

• Penanganan biofilm parah (kandang kosong):
Larutkan 1-3 liter/100 liter air dan biarkan selama 12-24 jam kontak kemudian bilas dengan air bersih

Kualitas air menjadi bermasalah jika tidak ditangani dengan benar. Oleh karena itu penting untuk memperhatikan munculnya biofilm di peralatan dan saluran air agar tidak menambah pemicu masalah penyakit di peternakan.

Berantas Biofilm pada Saluran Air
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin