Cacingan merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya infestasi cacing pada tubuh ternak, baik pada saluran percernaan, pernapasan, hati, maupun pada bagian tubuh lainnya. Penyakit cacing hati merupakan salah satu contoh kasus cacingan dengan kejadian penyakit cukup tinggi. Kejadian kasus penyakit pada sapi mencapai 60% bahkan 90% di Jawa Barat dan 40-90% di Yogyakarta. Tak dapat dipungkiri, fakta di lapangan menunjukkan bahwa penyakit cacing hati dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi peternak, seperti:

 

 

penurunan berat badan

pertumbuhan berat badan terhambat

penurunan kualitas daging dan jeroan

penurunan produksi susu

penularan pada manusia (zoonosis)

 

Penyebab Penyakit Cacing Hati

Penyakit cacing hati disebabkan oleh cacing Fasciola gigantica, berbentuk pipih seperti daun yang menyerang ternak sapi, kerbau, kambing dan domba. Ternak dapat tertular dari rumput yang tercemar oleh larva (metaserkaria) cacing dimana siput air tawar bertindak sebagai inang antara. Telur cacing dapat bertahan selama 2-3 bulan di dalam feses yang lembap namun cepat rusak jika dalam keadaan kering. Cacing hati dewasa dapat hidup selama 1-3 tahun di dalam hati ternak.

 

 

Cara Mendiagnosa Penyakit Cacing Hati

 

Untuk mendiagnosa penyakit cacing hati perlu dilakukan pemeriksaan, seperti:

 

  • Gejala klinis

    Gejala klinis hanya bisa dilihat pada kasus yang sudah parah. Sedangkan pada kasus ringan gejala klinis jarang muncul. Gejala yang dapat muncul antara lain:

    Sulit mengeluarkan kotoran dengan feses yang kering

    – Diare pada kasus kronis

    Pertumbuhan terhambat

    Penurunan produktivitas

  • Uji laboratorium

    Uji laboratorium dilakukan untuk meneguhkan diagnosa dengan melihat keberadaan telur cacing pada feses. Uji ini bisa dilakukan pada kasus parah maupun ringan.

  • Bedah bangkai/ pemeriksaan organ dalam

    Hanya bisa dilihat pada ternak yang sudah mati/ dilakukan penyembelihan. Hasil dari pemeriksaan organ akan ditemukan infestasi cacing dewasa pada hati, organ hati menjadi rusak dan penebalan pada saluran empedu

 

 

Penanganan dan Pencegahan

 

Pada ternak yang terinfeksi, penanganan yang dapat dilakukan antara lain:

 

  • Pemberian obat cacing yang dapat membasmi cacing hati, seperti Wormectin Plus/ Wormectin Plus-B

  • Pemberian multivitamin seperti ADE-Plex Inj/ Injeksi Vitamin B Kompleks untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mempercepat penyembuhan

  • Melakukan sanitasi kandang dan peralatan peternakan dengan membersihkan, mencuci dan menyemprot dengan desinfektan (Neo Antisep, Medisep) setiap hari

  • Pemberantasan inang sementara, yaitu siput air tawar

    Untuk mencegah penyakit cacing hati maka beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:

  • Pemberian obat cacing secara rutin

    Berikan obat cacing sesuai dosis yang dianjurkan (Wormectin Plus dosis 1 ml tiap 50 kg berat badan/ Wormectin Plus-B dosis 1 bolus per 200 kg berat badan). Obat cacing dapat diberikan 1 minggu setelah disapih dan diulang setiap 3-4 bulan.

  • Pemberian multivitamin secara rutin

    Hal ini berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak, sehingga lebih tahan terhadap serangan penyakit (termasuk cacingan)

  • Pemberian pakan dengan kandungan nutrisi yang cukup untuk menjaga daya tahan tubuh tetap baik dan tambahkan Mineral Feed Suplement S dengan dosis 2 kg per 100 kg pakan.

  • Perbaikan tata cara pemberian pakan, yaitu hindari pengambilan rumput yang berasal dari sawah dekat kandang. Bila terpaksa, rumput tersebut harus diambil dengan pemotongan minimal 30 cm dari permukaan tanah. Rumput yang berasal dari sekitar pemukiman atau dekat kandang perlu dikeringkan dengan cara dijemur, minimal 3 hari di bawah sinar matahari

  • Menghindari menggembalakan ternak pada pagi hari, sehingga ternak tidak mengonsumsi ujung rumput yang masih basah yang kemungkinan mengandung metaserkaria

  • Pemberantasan inang sementara, yaitu siput air tawar

  • Mencegah kandang becek, feses menumpuk & lembap

  • Peternakan dikelola dengan baik seperti mengatur kepadatan kandang dan sirkulasi udara yang baik. Kepadatan kandang yang tinggi akan beresiko besar untuk terkena cacingan

  • Monitoring telur dan larva cacing dengan melakukan pemeriksaan feses secara rutin setiap 2-3 bulan sekali di MediLab (Medion Laboratorium) sehingga ketika ditemukan adanya telur cacing di dalam feses dapat terdeteksi sejak awal.

 

 

 

Atasi Penyakit Cacing Hati
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin