Performa ayam petelur tidak lepas dari asupan pakan yang dikonsumsinya. Pakan yang berkualitas mengandung nutrisi yang seimbang dan sesuai kebutuhan ayam petelur. Kekurangan nutrisi atau defisiensi nutrisi menyebabkan performa ayam petelur tidak optimal seperti pertumbuhan terhambat, produksi telur tidak mencapai target dan kualitas kerabang menurun. Sedangkan di sisi lain apabila kelebihan nutrisi akan menurunkan efisiensi sebab biaya pakan menjadi naik namun nutrisi tidak dapat dimanfaatkan dan terbuang begitu saja.

Defisiensi nutrisi merupakan suatu kondisi ayam kekurangan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Kekurangan nutrisi akan menghambat produktivitas. Selain itu, ayam berisiko terserang penyakit akibat sistem imun menurun. Beberapa permasalahan di lapangan seperti kualitas bahan baku yang tidak stabil, formulasi yang tidak tepat dan proses penyimpanan pakan yang kurang baik turut andil terhadap kasus defisiensi nutrisi.

Nutrisi Penting yang Dibutuhkan dalam Produktivitas Telur

Berdasarkan jumlahnya, nutrisi yang dibutuhkan ayam petelur dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu nutrisi makro dan nutrisi mikro. Nutrisi makro dibutuhkan dalam jumlah banyak (>100 mg/hari) seperti air, protein kasar, energi metabolisme, lemak kasar, kalsium dan fosfor. Berikut peran nutrisi-nutrisi makro terhadap produksi telur ayam :

Air
Sebagian besar tubuh ayam terdiri dari air, termasuk telur yang diproduksi. Air dibutuhkan dalam proses metabolisme tubuh seperti mencerna pakan, mengangkut nutrisi yang dicerna serta mengangkut sisa hasil metabolisme yang tidak diperlukan tubuh.

Protein Kasar
Nutrisi yang penting untuk pertumbuhan seperti pembentukan jaringan baru dan produksi telur. Selain itu, protein kasar juga berfungsi sebagai penyusun enzim dan hormon dalam tubuh.

Energi Metabolisme
Energi metabolisme diperlukan sebagai sumber energi utama untuk aktivitas sehari-hari dan produksi telur. Energi metabolisme dalam pakan juga berpengaruh terhadap berat telur yang dihasilkan.

Lemak Kasar
Dibutuhkan sebagai cadangan sumber energi dan penyerapan vitamin yang larut lemak seperti vitamin A, D, E dan K. Selain itu, lemak kasar berpengaruh terhadap palatabilitas pakan.

Kalsium
Merupakan mineral makro yang dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan kerabang telur.

Fosfor
Sama seperti kalsium yang merupakan mineral makro, fosfor berfungsi untuk pembentukan kerangka dan kerabang telur.

Standar kebutuhan nutrisi ayam petelur dapat menggunakan acuan dari literatur maupun artikel publikasi yang diakui. Beberapa acuan yang dapat digunakan diantaranya dari National Research Council (NRC), Standar Nasional Indonesia (SNI), manual management guide maupun jurnal hasil publikasi. Selain itu, kebutuhan nutrisi juga harus memperhatikan jumlah konsumsi pakan harian atau feed intake. Umumnya semakin sedikit feed intake, nutrisi yang diberikan semakin tinggi atau “dipadatkan” nutrisinya. Selain itu, nutrisi pakan juga perlu mempertimbangkan fase pemeliharaan. Berikut rekomendasi nutrisi ayam petelur fase produksi berdasarkan Isa Brown manual guide.

Nutrisi mikro dibutuhkan ayam dalam jumlah yang sedikit tetapi sangat penting dalam metabolisme tubuh. Berbeda dengan nutrisi makro yang umum diuji di laboratorium, pengujian nutrisi mikro jarang dilakukan sehingga rawan terjadi defisiensi. Beberapa mikro mineral yang dibutuhkan ayam petelur diantaranya sebagai berikut :

Vitamin
Beberapa vitamin berperan terhadap produksi telur adalah vitamin A dan vitamin D₃. Vitamin A berperan dalam pembentukan kuning telur termasuk warna kuning telur. Vitamin D₃ berfungsi membantu penyerapan mineral seperti kalsium dan fosfor dalam pembentukan kerabang telur.

Mineral Mikro
Mineral mikro merupakan mineral yang dibutuhkan dengan jumlah yang lebih sedikit (<100 mg/kg ransum) namun sangat diperlukan untuk menunjang proses metabolisme dalam tubuh. Mineral mikro disebut juga sebagai trace mineral antara lain iron/zat besi (Fe), copper/tembaga (Cu), mangan (Mn), dan zinc (Zn) berperan sebagai pembawa pigmen kerabang telur.

Asam Amino
Asam amino merupakan bagian terkecil penyusun protein. Terdapat dua asam amino pembatas pertama yang wajib ada dalam jumlah dan kualitas yang baik yaitu lisin dan metionin. Keduanya berperan terhadap produksi dan berat telur.

Lalu Apa Tanda Ayam Mengalami Defisiensi Nutrisi?

Gejala Defisiensi Nutrisi

Gejala defisiensi nutrisi umumnya terlihat apabila sudah dalam jangka waktu yang lama. Gejala klinis akibat defisiensi nutrisi seringkali dikelirukan dengan penyakit infeksius sebab memiliki gejala klinis yang hampir serupa. Akibatnya penanganan defisiensi nutrisi tidak optimal. Secara umum gejala klinis defisiensi nutrisi seperti bulu kusam, bobot badan menurun, penurunan produksi telur, penurunan kualitas kerabang maupun kelumpuhan. Sehingga perlu adanya penegasan diagnosa dengan melihat perubahan patologi anatomi atau uji laboratorium agar tidak keliru dalam penanganannya.

Defisiensi Nutrisi Makro dan Mikro

Defisiensi nutrisi makro dapat dilihat dari menurunnya produksi dan kualitas telur tergantung jenis nutrisi yang kurang jumlahnya. Kasus defisiensi nutrisi makro yang kerap terjadi seperti defisiensi mineral makro kalsium dan fosfor. Efek dari defisiensi kedua mineral makro ini adalah kerabang telur yang rapuh sehingga jumlah telur pecah meningkat. Defisiensi protein kasar kerap ditemui yang mengakibatkan produksi telur terganggu. Selain itu, defisiensi energi metabolisme dalam pakan mengakibatkan penurunan bobot badan dan berat telur. Penting untuk mengetahui nutrisi pakan yang diberikan dengan cara uji proximat seperti pada Laboratorium Medion.

Defisiensi nutrisi mikro seperti vitamin A menyebabkan anoreksia (tidak mau makan), bulu kusut, penurunan pigmen pada kaki dan paruh serta pada tahap akut dapat menyebabkan blood spot. Namun, gejala klinis blood spot dapat dikelirukan dengan penyakit infectious bronchitis (IB) maupun mikotoksikosis. Sehingga memerlukan peneguhan diagnosa lebih lanjut. Defisiensi vitamin D₃ mengakibatkan penyerapan mineral seperti kalsium dan fosfor terganggu sehingga muncul permasalahan pada pertumbuhan kerangka dan kualitas kerabang telur. Mineral mikro seperti Fe, Cu, Mn, dan Zn seringkali luput dari perhatian namun dapat menyebabkan permasalahan kerabang telur berwarna pucat. Kerabang telur pucat secara alami muncul seiring umur ayam yang semakin tua. Defisiensi asam amino seperti lisin menyebabkan pertumbuhan terhambat, penurunan berat badan dan mengganggu sistem imun ayam. Sementara defisiensi metionin mengakibatkan pertumbuhan bulu terhambat dan meningkatkan risiko ayam mematuk bulu ayam lainnya (kanibalisme).

Feed Supplement dan Multivitamin sebagai Solusi

Kasus defisiensi mineral makro seperti kalsium dan fosfor dapat dicegah dengan penambahan bahan baku sumber mineral seperti tepung batu, grit batu, DCP, MCP dan sebagainya. Selain itu, peternak juga dapat memberikan suplementasi dalam bentuk premix seperti Mineral Feed Supplement A yang dapat meningkatkan mineral makro sehingga membantu pertumbuhan kerangka dan meningkatkan kualitas kerabang telur.

Kasus warna kerabang pucat dapat terjadi akibat faktor noninfeksius seperti stres dan umur ayam. Mineral mikro seperti Fe, Cu, Mn, dan Zn berperan sebagai kelat pembawa pigmen kerabang telur yaitu protoporfirin IX (Solomon, 1987). Penambahan mineral mikro seperti Endomix sebagai solusi meningkatkan warna kerabang telur.

Asam amino esensial seperti lisin dan metionin tidak dapat disintesis dalam tubuh ayam, sehingga harus ditambahkan dari luar tubuh melalui pakan. Walaupun dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namun sangat berpengaruh terhadap performa ayam petelur. Jumlah lisin dan metionin pada setiap bahan baku sangat bervariasi tergantung kondisi bahan baku, sehingga tak jarang peternak menambahkan asam amino lisin dan metionin secara terpisah atau melalui premix. Peternak yang menggunakan pakan self mixing dapat menggunakan Mix Plus LLM3A/Mix Plus LLM3B, sedangkan bila peternak menggunakan pakan konsentrat dapat menggunakan Mix Plus LLK3A/Mix Plus LLK3B/Mix Plus LLK13A yang mengandung vitamin, mineral dan asam amino sebagai back up nutrisi serta meningkatkan kualitas pakan.

Defisiensi nutrisi menimbulkan kerugian akibat penurunan produksi dan kualitas telur sehingga perlu diantisipasi dengan bijak. Kontrol kualitas bahan baku yang akan digunakan baik secara fisik maupun kimia (uji laboratorium) dapat memperkecil risiko defisiensi nutrisi. Selain itu, peternak juga dapat menambahkan feed supplement dan multivitamin dalam bentuk premix sebagai back up nutrisi yang hilang akibat variasi bahan baku di lapangan dan penurunan kualitas akibat lama penyimpanan. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita.

Dilema Defisiensi Nutrisi pada Ayam Petelur
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin