Pakan merupakan salah satu bagian penting dalam industri peternakan. Pakan yang berkualitas membantu ternak mencapai performa yang optimal. Kualitas pakan yang baik perlu dijaga sejak proses penerimaan bahan baku, pencampuran pakan dan penyimpanannya. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa kualitas pakan yang beredar masih ada yang mengalami penurunan kualitas. Salah satu penyebab penurunan kualitas pakan adalah penyimpanan yang tidak tepat.
Penyimpanan pakan yang baik akan mempertahankan kandungan nutrisi di dalam pakan tetap terjaga. Sehingga aspek antara bangunan tempat penyimpanan dan manajemennya perlu diperhatikan. Kerusakan yang terjadi selama masa penyimpanan diantaranya pakan berjamur, pakan tengik dan kerusakan akibat hama.
Ketentuan Terkait Penyimpanan Pakan yang Baik
Tujuan penyimpanan pakan adalah mempertahankan kandungan nutrisi sebaik mungkin dalam jangka waktu tertentu. Semakin lama pakan disimpan, risiko kerusakan semakin tinggi sehingga perlu memperhatikan kondisi dan manajemen penyimpanan pakan. Bagi peternak yang menggunakan teknik self mixing, aspek penyimpanan pakan menjadi lebih krusial sebab semua proses yang berkaitan dengan pakan dilakukan sendiri.
- Perhatikan kadar air
Kadar air dapat meningkat selama proses penyimpanan akibat suhu, kelembapan dan penyimpanan yang terlalu lama. Semakin tinggi kadar air pakan menyebabkan jamur mudah tumbuh dan berkembang biak sehingga kandungan nutrisi di dalam pakan berkurang.
Secara umum pakan yang baik memiliki kadar air maksimal sebesar 14%. Apabila mendapatkan bahan baku dengan kadar air > 14%, segera keringkan dengan alat pengering khusus atau dengan bantuan sinar matahari (selama 2 hari). Jika kedua hal tersebut tidak memungkinkan, lakukan pengaturan stok dan gunakan sesegera mungkin. Tambahkan mold inhibitor seperti Fungitox, mengandung asam organik yang membuat suasana sekitar sel jamur menjadi asam sehingga pertumbuhan jamur pada pakan terhambat. Selain itu, adanya kompleks alumunium silikat akan mengikat mikotoksin dan mencegah efek negatifnya.
- Disiplin Quality Control
Pengecekan kualitas pakan dilakukan sejak awal kedatangan pakan. Beberapa informasi penting seperti no. batch, nama supplier, tanggal dan jumlah pakan perlu dicatat. Hal ini bertujuan mempermudah peternak dalam penelusuran kasus apabila terjadi gangguan produksi akibat pakan serta mempermudah manajemen stok pakan agar tidak terlalu lama disimpan. Selama masa penyimpanan, lakukan quality control secara rutin pada bahan baku yang mudah rusak seperti jagung dan bekatul (1 minggu sekali), sedangkan pakan yang tidak mudah rusak dapat dilakukan 2 minggu sekali. Quality control dapat dilakukan secara fisik, seperti mengamati warna, bau, ukuran partikel, dan kontaminan jamur.
Sedangkan secara kimia pemeriksaan dapat dilakukan dengan uji proksimat (meliputi kadar air, protein kasar, lemak kasar, serat kasar), kadar kalsium, kadar fosfor dan energi bruto. Selain itu, terdapat juga uji Phlorotest untuk menguji kontaminan sekam pada bekatul atau dedak. Secara mikroskopik, jenis bahan baku dapat diamati melalui mikroskop dengan pembesaran 90-500 kali. Pengujian bulk density atau berat jenis merupakan pengujian yang mudah dilakukan di lapangan. Uji bulk density dilakukan dengan cara mengambil sejumlah bahan pakan kemudian dimasukkan dalam wadah yang sudah diketahui volumenya misal 1 liter, pastikan tidak ada rongga yang terbentuk. Setelah itu, bahan pakan ditimbang. Bulk density diperoleh dengan membagi berat bahan pakan dengan volume bahan pakan pada wadah dengan satuan (g/l).
- Sediakan stok pakan sesuai kebutuhan
Semakin lama pakan disimpan, risiko penurunan kualitas pakan terutama yang mengandung kadar air dan lemak tinggi. Misalnya bahan pakan seperti minyak, bungkil kelapa dan dedak mempunyai kadar lemak kasar yang tinggi sehingga rentan mengalami oksidasi akibatnya pakan menjadi tengik. Pakan yang tengik menyebabkan kerusakan vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E dan K serta mengurangi palatabilitas. Idealnya, pakan ayam disimpan tidak lebih dari 21-30 hari sejak tanggal produksi tujuannya agar pakan cepat habis dan tidak terlalu lama disimpan. Sedangkan pada bahan pakan yang belum dicampur lama penyimpanan tergantung kondisi selama penyimpanan.
- Jaga kebersihan gudang pakan
Gudang yang kotor merupakan tempat yang disukai kutu, tikus dan serangga untuk berkembang biak. Kerugiannya ialah terjadi penurunan secara fisik dan kimiawi pakan. Lakukanlah sanitasi dan fumigasi secara rutin pada gudang pakan. Berikan jarak 50 cm dari tepi dinding ke pakan. Selain berfungsi menjaga pakan tidak lembap juga untuk mengurangi adanya tikus. Hindari penggunaan karung yang berulang, apabila akan digunakan kembali bersihkan dari sisa pakan sebelumnya dan kotoran yang masih tertinggal.
Standar Bangunan dan Manajemennya
Gudang pakan merupakan bangunan yang melindungi pakan dari pengaruh luar seperti panas matahari/hujan dan memudahkan pengawasan pakan. Bangunan gudang pakan perlu memperhatikan beberapa aspek terkait penyimpanan sehingga proses penyimpanan dapat berjalan sesuai dengan tujuan penyimpanannya. Berikut merupakan beberapa aspek standar bagunan gudang penyimpanan.
- Lokasi bangunan
Gudang penyimpanan hendaknya tidak berbatasan langsung dengan kandang ayam namun mudah dijangkau sehingga mempermudah transportasi dari gudang ke kandang. Hal ini bertujuan mencegah kontaminasi dari kandang ke pakan. Lantai bangunan dibuat lebih tinggi dari tanah supaya gudang bebas air.
- Ukuran bangunan
Tidak ada standar tertentu yang mengatur ukuran gudang pakan, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Gudang yang luas memudahkan pengaturan jarak antar tumpukan pakan. Sebaiknya gudang tidak diisi melebihi 70% kapasitas maksimal, agar masih tersedia ruang untuk sirkulasi udara. Gudang dibuat tertutup untuk mencegah pengaruh dari luar seperti kebocoran dan adanya hewan luar yang masuk ke gudang.
- Ventilasi yang cukup
Permasalahan gudang yang lembap salah satunya diakibatkan ventilasi yang kurang memadai. Gudang yang baik hendaknya memiliki suhu berkisar 25-32°C dengan kelembapan maksimal 70%. Pemasangan turbine ventilator pada atap gudang dapat menambah sirkulasi udara. Selain itu, upaya untuk menambah sirkulasi udara dengan mengatur jarak antar tumpukan pakan dan pemasangan pallet dengan tinggi (5-15 cm) sebagai alas menambah sirkulasi serta mencegah pakan menyerap air dari lantai. Tumpukan pallet ke atas maksimum tiga pallet, dan setiap pallet berisi enam tumpukan pakan.
- Pencahayaan
Pencahayaan dalam gudang pakan dapat berasal dari cahaya matahari dan lampu. Pencahayaan yang baik memudahkan peternak dalam quality control dan mencegah tumbuhnya jamur serta aktivitas hama lainnya seperti tikus dan serangga. Namun perlu diperhatikan agar cahaya matahari yang masuk tidak langsung mengenai pakan.
- Manajemen FIFO dan FEFO
Sistem penyimpanan FIFO (First In First Out) merupakan sistem penyimpanan dengan menggunakan pakan sesuai dengan urutan kedatangannya. Disinilah pentingnya pencatatan pakan ketika datang. Namun apabila dijumpai pakan yang rusak atau kadaluarsa (seperti feed additive) dan tidak memungkinkan untuk disimpan lebih lama maka gunakanlah sistem FEFO (First Expired First Out), sehingga penting untuk melakukan quality control secara rutin. Semakin cepat penanganan pada pakan yang rusak efek yang ditimbulkan lebih ringan.
Penyimpanan pakan menjadi salah satu titik kritis yang mempengaruhi kualitas pakan. Penurunan nilai nutrisi dan cemaran jamur merupakan akibat penyimpanan pakan yang kurang tepat. Kesalahan penyimpanan dapat diminimalkan dengan melaksanakan tata penyimpanan yang baik sehingga kerugian ekonomi akibat kerusakan pakan dapat dihindari. Demikian informasi mengenai manajemen penyimpanan pakan yang baik. Semoga bermanfaat.