Target pemeliharaan ayam petelur di periode produksi adalah mencapai puncak produksi sesuai dengan standar serta puncak produksi tersebut berlangsung dalam kurun waktu yang relatif lama (persistensi produksi baik). Produksi telur yang dihasilkan tentunya harus berkualitas dan dalam jumlah yang optimal sehingga akan mendapatkan keuntungan yang maksimal. Kuantitas produksi tersebut bisa dilihat dari berat telur/egg mass dan jumlah butir telur yang dihasilkan/hen day. Sedangkan kualitas telur yang bagus yaitu bisa dilihat dari warna, dan ketebalan kerabang.
Standar puncak produksi untuk Strain Isa Brown adalah 96,5% dengan persistensi produksi >90% sekitar 37 minggu (ISA Brown Cage Housing Product Guide, 2022). Untuk mencapai puncak produksi dan persistensi produksi yang lama tersebut dibutuhkan manajemen yang tepat dimulai dari periode starter, grower sampai dengan layer, sehingga akan didapatkan ayam layer yang berkualitas. Ayam petelur yang belum berproduksi disebut dengan pullet atau ayam dara (umur 0-16 minggu). Pullet yang berkualitas memiliki ciri diantaranya adalah jenggernya sudah tumbuh dan berwarna merah, jarak os pubis 2-3 jari, jarak tulang dada dengan kloaka sekitar 3-4 jari, panjang shank/tulang kaki bawah sekitar 10 cm.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi puncak produksi dan persistensi produksi diantaranya adalah :
A. Manusia
Puncak produksi dan persistensi produksi yang baik bisa dicapai jika pengelola kandang benar-benar mengerti terkait manajemen pemeliharaan ayam petelur dan pengelolaan kandang yang tepat. Mulai dari pengontrolan yang rutin untuk kondisi ayam dan kondisi kandang sehingga jika terjadi penyimpangan dari performance bisa segera langsung diperbaiki.
B. Materi
- Kualitas ayam pullet yang akan dipelihara sangat menentukan keberhasilan atau performance dari ayam petelur karena pullet yang berkualitas akan menghasilkan produksi telur yang optimal. Pullet yang bagus adalah pullet dengan berat badan yang sesuai standar dengan tingkat keseragaman yang tinggi >85%. Standar berat badan dan keseragaman ayam Strain Hyline Brown seperti pada Tabel 1.
Dengan keseragaman yang bagus maka ayam akan bertelur dengan serentak sehingga mencapai puncak produksi dan persistensi produksi yang bisa bertahan lama. Ayam pullet yang bagus tentunya akan menghasilkan ayam layer yang bagus juga sehingga akan mendapatkan peak production optimal dan persistensi produksi yang lama. Hal yang harus diperhatikan adalah transfer atau perpindahan ayam dari kandang pullet ke kandang produksi. Perpindahan tersebut dapat menyebabkan stress terhadap ayam dan berakibat kualitas ayam pullet menjadi menurun. Kualitas ayam pullet juga bisa dilihat dari panjang shank ±10 cm, jengger yang sudah tumbuh sempurna dan berwarna merah, serta jarak os pubis 2-3 jari.
- Ransum yang diberikan juga bisa mempengaruhi jumlah produksi telur, karena ransum merupakan sumber utama bagi ayam dalam memproduksi telur. Ransum yang diberikan harus berkualitas dan diberikan dalam jumlah yang tepat.
- Bibit penyakit yang ada di lokasi kandang juga akan mempengaruhi performance dari ayam layer modern, karena jika bibit penyakit tersebut sampai menginfeksi ayam layer maka berakibat produksi telur terganggu baik secara kualitas ataupun kuantitas produksinya.
C. Metode
- Penerapan program kesehatan yang tepat akan menghasilkan kualitas pullet dan ayam layer yang bagus sehingga akan berproduksi dengan optimal.
- Seleksi ayam atau grading ayam total bisa dilakukan jika keseragaman sangat rendah <85%. Tujuan dari grading ini adalah untuk mengelompokkan ayam berdasarkan berat badannya yaitu kecil, sedang, dan besar. Masing-masing kelompok dipisahkan dalam baterai/cage yang berbeda yaitu ayam kecil di baterai atas, ayam sedang di baterai tengah, dan ayam besar di baterai bawah. Setelah dipisahkan berdasarkan berat badannya maka diberikan perlakuan yang berbeda misalnya ayam yang kecil diberi ransum tambahan sedangkan ayam besar tidak diberikan ransum tambahan sehingga harapannya nanti berat badannya akan sama rata dan seragam.
D. Milieu/lingkungan
- Kondisi lingkungan yang tercipta di dalam kandang ayam akan membuat kondisi ayam nyaman atau tidak. Jika kondisi lingkungan kandang tidak sesuai dengan tingkat kenyamanaan ayam maka yang terjadi adalah produksi telur akan turun atau tidak sesuai standar. Kondisi lingkungan tersebut misalnya kadar amonia di dalam kandang yang dihasilkan dari reaksi penguraian feses dengan kelembapan sehingga terbentuk amonia. Amonia akan berdampak terhadap kondisi kesehatan saluran pernapasan ayam yaitu dapat merusak permukaan saluran pernapasan. Kadar amonia yang ideal <5 ppm.
- Kondisi kesehatan ayam layer modern juga bisa disebabkan oleh tantangan lapangan yang ada seperti wabah penyakit yang ada di sekitar lokasi farm, sanitasi lingkungan yang buruk, serta bibit penyakit yang ada di sekitar lokasi kandang. Penerapan biosecurity yang tepat dapat meminimalisir bibit penyakit tersebut masuk ke dalam tubuh ayam, yaitu dengan prinsip isolasi, pengendalian lalu lintas barang, orang dan kendaraan yang akan masuk lokasi farm serta dilakukannya sanitasi.
E. Mesin
- Peralatan closed house antara lain kipas. Peralatan tersebut berfungsi untuk membuat kondisi kandang nyaman sesuai dengan kebutuhan ayam. Jika terdapat kerusakan pada mesin tersebut maka akan mengganggu terhadap performance ayam layer. Misalnya kandang menjadi panas dan lembap yang disebabkan karena kipas yang rusak atau spesifikasinya yang kurang. Peralatan kandang closed house seperti peralatan ventilation system sangat berperan dalam menciptakan kondisi kandang yang nyaman. Sistem ventilasi tersebut berfungsi untuk sirkulasi udara, menyediakan oksigen, membuang gas yang berbahaya seperti amonia, karbon monoksida dan karbon dioksida, mengeluarkan kelembapan, dan mendinginkan suhu di dalam kandang. Jika sistem ventilasi tersebut mengalami gangguan maka akan berdampak terhadap suhu efektif yang dirasakan ayam sehingga ayam menjadi lebih panas.
- Sistem lighting atau pencahayaan berfungsi untuk memberikan cahaya dengan intensitas dan durasi yang tepat untuk perkembangan ayam dari periode starter sampai layer. Pada periode starter pencahayaan berfungsi untuk membuat ayam aktif dan menyebar rata, membantu ayam dalam mengonsumsi ransum dan air minum, membantu dalam proses pembentukan hormon pertumbuhan. Sedangkan pada periode akhir grower sampai dengan layer pencahayaan berfungsi untuk merangsang hormon reproduksi dan proses pembentukan telur. Program pencahayaan tersebut harus reproduksi dan proses pembentukan telur. Program pencahayaan tersebut harus tepat baik intensitas ataupun durasinya karena jika berlebih atau kurang akan berdampak terhadap dewasa kelamin yang lebih maju atau lebih mundur waktunya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi puncak dan persistensi produksi pada ayam layer yang sudah dijelaskan di atas seharusnya bisa kita kendalikan dan di cegah sebelum berakibat fatal terhadap produksi telur yaitu dengan memperhatikan mulai dari tenaga kerja, kualitas pullet dan ayam layer, program kesehatan yang tepat, peralatan kandang yang berfungsi sempurna, menjaga kondisi lingkungan yang nyaman untuk ayam serta penerapan manajemen ransum dan biosecurity yang tepat sehingga performance ayam layer modern akan optimal.