Ibu Eka Wulandari – by email
Saya peternak puyuh petelur, pakan full murni dan berumur 3 bulan. Bagaimana agar produksi telur optimal 90% karena terkadang yang dialami dalam 3 hari hanya bertelur 1 kali saja?
Jawab:
Terima kasih Ibu Eka atas pertanyaan yang disampaikan. Terjadi penurunan produksi telur hanya satu kali selama tiga hari, perlu digali lebih dalam apa panyebabnya. Secara garis besar terdapat dua faktor yang mempengaruhi performa produksi telur, yaitu faktor infeksius dan non infeksius. Kedua faktor tersebut dapat saling berkaitan sehingga berdampak lebih besar. Umum dijumpai produksi telur yang menurun pada ayam yang terserang penyakit seperti infeksi penyakit seperti ND, AI, EDS atau IB. Sedangkan jika dari faktor non infeksius, penyebab penurunan telur bisa dikarenakan kualitas DOQ kurang baik, kurangnya nutrisi ransum dan air minum, sirkulasi udara dan program pencahayaan kurang baik serta gangguan stres akibat penanganan yang kasar.
Agar bisa mencapai performa produksi optimal, berikut kami uraikan beberapa tindakan kunci penting yang harus dijalankan sejak awal produksi, antara lain :
- Genetik dan keseragaman
Seleksi bibit DOQ dengan potensi genetik yang sudah disilangkan dan hasil performanya cukup bagus.
2. Nutrisi tercukupi
Kuantitas dan kualitas ransum yang diberikan sangat menentukan terhadap produksi dan kualitas telur puyuh. Terpenuhinya kebutuhan akan nutrisi tersebut, akan menghasilkan telur yang berkualitas, dan juga ikut berperan dalam meningkatkan jumlah produksi telur puyuh. Berikan ransum dengan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ayam di setiap periode pemeliharaannya, terutama kandungan protein, asam amino, energi, asam lemak, kalsium, fosfor, serta vitamin A, D, E dan K. Bila kualitas ransum kurang baik, tambahkan Top Mix untuk meningkatkan kualitasnya. Disamping itu, sediakan air minum yang cukup dan berkualitas.
3. Menjaga kesehatan puyuh
Puyuh memiliki daya tahan tubuh cukup tinggi terhadap penyakit, namun vaksinasi tetap diperlukan untuk menggertak sistem kekebalan sehingga daya tahan tubuh puyuh lebih optimal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam vaksinasi adalah program vaksinasi disesuaikan kondisi setempat, teknik pemberian vaksin tepat, dosis vaksin seragam, dan diberikan pada puyuh yang sehat. Gunakan air berkualitas baik jika vaksinasi diberikan melalui air minum. Pastikan alat suntik steril dan jarum tajam jika aplikasi vaksin melalui injeksi. Vaksinasi bisa dilakukan untuk mencegah penyakit yang berpengaruh terhadap produksi telur seperti ND, AI, EDS dan IB. Selain vaksinasi, suplementasi bertujuan untuk mengurangi stres, meningkatkan stamina dan daya tubuh, serta menjaga produktivitas tetap optimal. Beberapa produk yang dapat diberikan antara lain Puyuh Vitanak, Vita Stress, Puyuh MediEgg dan Imustim.
4. Minimalisir bibit penyakit
Minimalisir bibit penyakit di kandang dengan kegiatan rutin sebagai berikut:
- Terapkan pengontrolan lalu lintas orang yang keluar masuk kandang, penyemprotan kandang dan lingkungan sekitarnya setiap minimal dua kali seminggu dengan Medisep serta sanitasi air minum dengan Desinsep. Terapkan celup alas kaki sebelum masuk dan keluar kandang.
- Tempat minum harus dicuci dan didesinfeksi setiap kali peternak akan mengganti atau mengisi air minum, sedangkan tempat makan yang biasanya berbentuk kotak kayu panjang cukup dikeruk agar mencegah tumbuhnya jamur dari ransum yang lembap. Buang feses yang menumpuk setiap hari.
- Hama yang sering mengganggu ternak puyuh di antaranya tikus, kecoa, dan semut. Pencegahan terhadap hama tikus dapat dilakukan dengan memasang jebakan tikus. Jika memang diperlukan pestisida, gunakan secara bijak.
- Pisahkan puyuh yang sakit, sedangkan kubur atau bakar bangkai puyuh yang mati.
5. Suasana kandang yang nyaman
Suasana kandang yang nyaman untuk puyuh meliputi:
- Sirkulasi udara yang lancar dapat mencegah penularan bibit penyakit melalui udara yang berputar di dalam kandang.
- Hindari suasana bising dan gaduh karena akan membuat puyuh stres.
- Kandang yang leluasa dapat menjamin semua puyuh mendapat ransum, air minum dan oksigen secara merata. Standar kepadatan puyuh petelur fase produksi menurut Sudjani (2016) adalah 50 ekor/m².
- Pada fase bertelur, pencahayaan berpengaruh pada konsumsi ransum dan produksi telur. Sebaiknya pencahayaan pada puyuh diberikan selama 24 jam, terutama untuk puyuh yang baru mulai bertelur. Namun, pencahayaan dapat diberikan 15 jam setelah semua puyuh bertelur.