Gumboro merupakan penyakit yang seringkali menyerang unggas muda. Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup tinggi dikalangan peternak. Oleh karenanya, strategi pengendalian terhadap penyakit Gumboro diperlukan untuk meminimalkan baik kejadian penyakit maupun kerugian akibat serangan penyakit ini.

Ulasan Singkat Tentang Gumboro

Penyakit Gumboro yang memiliki nama lain Infectious Bursal Disease (IBD) merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan ayam yaitu organ bursa Fabrisius. Penyakit ini disebabkan oleh avibirnavirus, virus RNA dengan struktur yang tidak beramplop. Gejala klinis penyakit Gumboro yaitu ayam terlihat gemetar, demam, dehidrasi, bulu kusam dan berdiri, serta diare berwarna putih. Saat dilakukan nekropsi, beberapa perubahan yang ditemukan antara lain yaitu perdarahan tipe garis (striae) pada otot paha dan dada, peradangan pada perbatasan proventrikulus dengan ventrikulus, peradangan pada bursa Fabricius, dan ginjal bengkak.

Fakta Kasus Gumboro di Lapangan

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh tim lapangan Medion pada tahun 2021-2022 berikut, kasus Gumboro tunggal lebih disering ditemukan di lapangan. Akan tetapi, kasus kombinasi antara Gumboro dengan penyakit lain seperti CRD, Colibacillosis, Koksidiosis, ND, dll juga bisa terjadi. Hal ini dikarenakan penyakit Gumboro merupakan penyakit imunosupresif, artinya penyakit ini menekan sistem kekebalan sehingga penyakit lain mudah menginfeksi.

Bila melihat perbandingan data umur serangan Gumboro dari tahun 2019 hingga 2022, penyakit Gumboro tahun 2022 pada ayam pedaging paling sering terjadi pada umur 22-28 hari dan 29-35 hari. Sedangkan pada ayam petelur, umur serangan paling tinggi yaitu pada umur 22-28 hari disusul umur 15-21 hari dan 29-35 hari. Rentang waktu tersebut berkaitan dengan perkembangan organ kekebalan yang mulai aktif bekerja pada 3-6 minggu. Saat perkembangan bursa Fabricius mencapai optimum, antibodi maternal Gumboro mulai menurun sehingga virus Gumboro mudah untuk menginfeksi. Oleh karena itu, perlu meningkatkan kewaspadaan terutama pada umur rawan serangan tersebut.

Beberapa faktor predisposisi yang perlu diperhatikan peternak ketika seringkali terkena serangan Gumboro padahal sudah dilakukan vaksinasi yaitu :

  • Manajemen brooding yang kurang optimal
  • Adanya faktor imunosupresan seperti kondisi stres, penyakit koksidiosis, dll
  • Keberadaan kumbang Franky sebagai vektor pembawa virus Gumboro
  • Pembersihan feses tidak optimal dan diletakkan di sekitar kandang
  • Waktu istirahat kandang yang kurang optimal
  • Program dan aplikasi vaksinasi kurang tepat
  • Penerapan biosecurity yang kurang baik

Penyakit Gumboro merupakan salah satu penyakit unggas yang menyulitkan dan susah untuk dikendalikan. Bila dilihat dari pergerakan penyakit Gumboro berdasarkan data dari bulan Januari 2021 hingga Maret 2022 berikut dapat disimpulkan bahwa penyakit Gumboro memang masih marak terjadi di lapangan dengan pergerakan yang fluktuatif (Grafik 4.).

Virus Gumboro yang ditemukan di lapangan semenjak 2018 hingga sekarang didominasi oleh very virulent Gumboro (vvIBD), merupakan kelompok virus Gumboro yang sangat ganas. Hal ini berpengaruh pada kematian/mortalitas yang lebih tinggi pada kasus Gumboro. Pada ayam pedaging, kematian dapat mencapai 20-30% sedangkan pada ayam petelur sekitar 30-70%. Apabila dibandingkan dengan kelompok virus Gumboro klasik strain virulen, vvIBD menimbulkan gejala klinis dan perubahan anatomi yang mirip. Namun vvIBD menyebabkan hemoragi bursa Fabricius dan jaringan otot yang lebih parah dan berlangsung secara akut.

Pengendalian Penyakit Gumboro

Dampak imunosupresif akibat penyakit Gumboro mendorong peternak untuk lebih waspada. Tindakan pencegahan adalah alternatif solusi paling baik untuk mengatasi penyakit ini. Gumboro merupakan penyakit viral sehingga kunci utama untuk mengatasi penyakit ini terletak pada peningkatan sistem imunitas/kekebalan tubuh dan meminimalkan adanya tantangan virus di lapangan. Oleh karenanya, kombinasi antara vaksinasi dan biosecurity yang didukung oleh manajemen pemeliharaan yang baik menjadi kunci sukses dalam pengendalian penyakit Gumboro.

  1. Vaksinasi Gumboro

Ketepatan jenis vaksin yang digunakan dan ketepatan jadwal vaksinasi merupakan titik kritis keberhasilan vaksinasi.

a. Jenis-jenis vaksin gumboro

Vaksin Gumboro ada beberapa macam, diantaranya yaitu vaksin Gumboro aktif konvensional, vaksin Gumboro aktif imun kompleks, vaksin Gumboro vektor, dan vaksin inaktif.

Vaksin Gumboro aktif konvensional, biasanya diaplikasikan pada ayam yang sudah masuk kandang. Vaksin aktif Gumboro intermediate plus seperti Medivac Gumboro A mampu menembus antibodi maternal dengan nilai titer uji ELISA pada angka 500. Sedangkan vaksin aktif Gumboro intermediet seperti Medivac Gumboro B mampu menembus antibodi maternal dengan nilai titer uji ELISA pada angka 125.

Penggunaan vaksin ini perlu memperhatikan penurunan antibodi maternal agar vaksin dapat bekerja secara optimal. Apabila vaksin Gumboro aktif konvensional ini diberikan saat antibodi maternal masih tinggi, maka virus vaksin akan dinetralkan oleh maternal antibodi. Oleh karena itu penggunaan Medivac Gumboro A dapat diberikan minimal pada umur 7 hari, sedangkan Medivac Gumboro B dapat diberikan minimal umur 10 hari. Untuk lebih akurat dalam melihat penurunan maternal antibodi dan waktu yang tepat dalam vaksinasi pertama Gumboro, disarankan dilakukan pengujian antibodi maternal terhadap Gumboro dengan metode uji ELISA.

Vaksin Gumboro imun kompleks, biasanya diaplikasikan di hatchery atau saat ayam berumur 0-1 hari. Contoh vaksinnya seperti Medivac Gumboplex. Vaksin ini menggunakan virus vaksin aktif yang diselimuti (coating) oleh serum hiperimun, sehingga antibodi maternal tidak mampu mendeteksi virus vaksin. Ketika masuk ke dalam tubuh ayam vaksin akan terperangkap pada follicular dendritic cell yang ada pada organ limfoid (terutama limpa). Perlahan-lahan serum hiperimun akan dimetabolisme oleh tubuh seiring dengan antibodi maternal yang menurun. Saat antibodi maternal rendah, virus vaksin akan terlepas kemudian menuju ke bursa Fabricius untuk memperbanyak diri dan menginduksi antibodi terhadap Gumboro. Penggunaan Medivac Gumbolex telah terbukti tidak menimbulkan lesi pada organ bursa Fabicius sehingga tidak akan mempengaruhi organ dalam kinerjanya membentuk antibodi.

Vaksin Gumboro inaktif, biasanya diaplikasikan pada awal masa pemeliharaan. Vaksin inaktif menjadi alternatif pilihan karena durasi imunitas yang lebih lama dibandingkan dengan vaksin aktif. Namun, karena vaksin inaktif perlu waktu yang lebih lama dalam pembentukan antibodi protektif, sebaiknya penggunaannya tetap dikombinasikan dengan vaksin aktif. Terdapat vaksin tunggal seperti Medivac Gumboro Emulsion dan vaksin kombinasi seperti Medivac ND T Gumboro Lokal.

b. Program vaksinasi Gumboro

Penyusunan program vaksinasi Gumboro dapat berbeda-beda di tiap peternakan. Selain mempertimbangkan jenis vaksin yang akan digunakan (apabila pilihan jatuh pada vaksin aktif konvensional perlu memperhatikan penurunan antibodi maternal), juga perlu mempertimbangkan sejarah kasus Gumboro di periode pemeliharaan sebelumnya.

Vaksinasi Gumboro aktif konvensional dapat dilakukan minimal 2 minggu sebelum umur serangan penyakit di periode sebelumnya. Jika kasus terjadi pada umur <21 hari atau terdapat kematian >5%, maka bila pilihan vaksin jatuh vaksin aktif konvensional dapat menggunakan vaksin Medivac Gumboro A dengan minimal penggunaan di umur 7 hari. Sedangkan bila kasus terjadi pada umur >21 hari dengan kematian <5%, maka dapat menggunakan vaksin Medivac Gumboro B. Untuk peternakan petelur dan pembibit dengan umur pemeliharaan yang panjang, dapat pula mengkombinasikan penggunaan vaksin aktif dan inaktif baik sebagai priming ataupun pengulangan. Hal ini dapat disesuaikan kembali dengan kebutuhan peternakan.

Sekarang ini juga sudah tidak asing dengan vaksinasi Gumboro di hatchery. Keuntungannya adalah lebih praktis bagi peternak dan tidak perlu mempertimbangkan penurunan antibodi maternal. Namun untuk peternakan petelur dengan tantangan Gumboro yang sangat tinggi, perlu dipertimbangkan pengulangan vaksin Gumboro di kandang. Oleh karena itu, program vaksinasi Gumboro antara satu peternakan dengan yang lain sangat beragam dan berbeda-beda. Panduan umum vaksinasi Gumboro tercantum pada tabel 1 dan 2 (dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan).

2. Memperketat Biosecurity

Tujuan dari penerapan biosecurity yaitu untuk meminimalkan agen penyakit yang ada di dalam kandang. Virus Gumboro dapat bertahan hidup lebih dari 3 bulan di luar tubuh ayam dan masih bersifat infektif. Selain itu, virus Gumboro memiliki struktur yang tidak beramplop sehingga tidak semua desinfektan mampu menginaktifkan virus ini. Virus Gumboro relatif tahan terhadap ether, kloroform, tripsin, dan pelarut organik. Namun, virus ini sangat peka terhadap desinfektan golongan formalin seperti Formades dan golongan iodium seperti Antisep, Neo Antisep.

Berikut beberapa hal terkait biosecurity yang perlu diperhatikan, yaitu :

a. Menerapkan tiga zona di peternakan yaitu zona merah (daerah kotor), zona kuning (daerah transisi), dan zona hijau (daerah bersih). Bertujuan untuk membatasi antar wilayah di peternakan, sehingga dapat menjaga zona hijau (daerah bersih) agar tidak terpapar agen penyakit dari daerah merah (daerah kotor).

b. Kendalikan lalu lintas keluar masuk kandang, meliputi keluar masuk orang, peralatan, kendaraan, dan barang-barang. Sebaiknya semua hal yang akan keluar dan masuk dari suatu kandang harus di bersihkan dan didesinfeksi terlebih dahulu. Adanya desinfeksi seperti bak celup ataupun bilik desinfeksi juga direkomendasikan.

c. Sanitasi air minum contohnya dengan Desinsep. Hal ini penting dilakukan untuk meminimalkan agen penyakit karena air dapat menjadi sumber infeksi baik untuk penyakit bakterial maupun viral.

d. Bersihkan dan desinfeksi kandang dan peralatan kandang seperti tempat air minum, tempat pakan, egg tray dll secara rutin.

e. Pemberantasan vektor Gumboro yaitu kumbang Franky. Dapat dilakukan penyemprotan rutin dengan menggunakan Delatrin.

f. Kendalikan hewan liar dan hewan peliharaan lain masuk ke area kandang.

g. Evaluasi program yang sudah dilakukan dengan hasil yang diperoleh. Lakukan perbaikan-perbaikan bila ditemukan sesuatu yang kurang tepat.

3. Optimalisasi Manajemen Pemeliharaan

Manajemen memainkan peran yang besar dalam keberhasilan pemeliharaan ayam. Faktor manajemen juga menjadi salah satu faktor predisposisi penyakit Gumboro. Oleh karena itu apabila masih sering terserang Gumboro, perlu dilakukan evaluasi terhadap manajemen pemeliharaan di peternakan. Beberapa hal terkait manajemen yang perlu diperhatikan dalam pengendalian Gumboro yaitu sebagai berikut :

a. Optimalisasi masa persiapan kandang. Persiapan kandang yang baik akan mengeliminasi virus Gumboro. Kandang dibersihkan dari litter dan feses. Usahakan litter dan feses bekas dikeluarkan dari area kandang karena akan menjadi sumber penularan penyakit dari periode sebelumnya ke periode yang akan datang. Setelah itu lakukan sanitasi terhadap kandang dan peralatan. Kandang dan peralatan dicuci dengan air bertekanan dan deterjen. Bersihkan juga sisa-sisa yang kotoran yang menempel. Setelah bersih dapat dilakukan desinfeksi dan penaburan kapur. Kemudian penerapan kosong kandang minimal 14 hari. Hal ini penting untuk memutus siklus hidup agen penyakit. Tiga hari sebelum di digunakan, lakukan penyemprotan kembali dengan desinfektan.

b. Optimalisasi manajemen brooding

Brooding membawa pengaruh yang sangat besar terhadap performa ayam dan terjadinya infeksi penyakit seperti Gumboro. Manajemen brooding yang baik akan mempengaruhi perkembangan organ tubuh ayam baik pencernaan, kekebalan, maupun pengaturan termoregulasi. Apabila terjadi kebocoran pada masa brooding, maka perkembangan tubuh ayam baik dari segi berat badan maupun perkembangan organ tidak akan maksimal. Sehingga penyakit akan mudah menginfeksi dan ayam tidak mampu melawan.

c. Membersihkan peralatan peternakan (tempat ransum, tempat minum, dll secara rutin. Dicuci bersih dan rendam minimal 30 menit dalam larutan desinfektan setiap 4 hari sekali. Majukan dan mundurkan jadwal desinfeksi jika bertepatan dengan jadwal vaksinasi live.

d. Menciptakan suasana yang nyaman bagi ayam melalui pengaturan ventilasi kandang, kepadatan, dsb.

Pengobatan terhadap Gumboro

Tidak ada obat yang efektif menyembuhkan penyakit Gumboro karena penyakit disebabkan oleh infeksi viral. Tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan mengurangi angka kematian akibat kebengkakan ginjal, kehilangan energi, ataupun karena gejala klinis yang muncul akibat serangan Gumboro. Berikut langkah- langkah yang dapat diterapkan (dapat disesuaikan dengan kondisi kasus), yaitu :

  • Lakukan seleksi terhadap ayam yang sakit. Pisahkan ayam yang sakit agar tidak menjadi sumber penularan. Seleksi seawal mungkin dapat mengurangi penyebaran penyakit Gumboro. Culling/afkir ayam yang sudah tidak layak/bergejala parah. Pertimbangkan panen dini (untuk ayam pedaging) bila kasus mendkati umur panen.
  • Desinfeksi kandang setiap hari selama ada kasus. Gunakan desinfektan dari golongan iodin (Antisep, Neo Antisep).
  • Pada hari ke 1-3, dapat diberikan air gula 2-5% untuk mengembalikan energi yang hilang, dapat juga dikombinasi dengan Paramed S untuk menurunkan demam pada ayam.
  • Pada hari ke 4-6 dapat diberikan Gumbonal sebagai antiseptik saluran kemih untuk mengatasi ginjal bengkak. Pada pemberian Gumbonal sebaiknya tidak dicampur dengan antibiotik atau obat kimia yang lain.
  • Pada kasus Gumboro yang disertai infeksi bakterial, dapat diberikan tambahan antibiotik sesuai penyakitnya. Sebaiknya dipilih antibiotik yang tidak memperberat kerja ginjal seperti Tinolin/Neo Meditril/ Proxan S.
  • Jika kasus Gumboro disertai dengan infeksi koksidiosis, dapat diberikan tambahan antikoksidia yang aman untuk ginjal bengkak seperti Toltradex/Therapy.
  • Pemberian multivitamin atau imunomodulator seperti Fortevit/Vita Stress/Imustim untuk pemulihan (Pemberian multivitamin/imunomodulator juga dapat diberikan di tiga hari pertama bersamaan dengan air gula/Gingertol dan Paramed S).

Semoga informasi yang telah disampaikan menjadi strategi yang bisa diterapkan dalam pengendalian Gumboro sejak dini.

Strategi Pengendalian Gumboro secara Lengkap
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin