Untuk mencapai target produktivitas ternak tidak hanya berdasarkan kualitas pakan saja. Perlu praktik pemeliharaan yang tepat dan upaya pencegahan penyakit agar ternak tetap sehat. Gangguan pencernaan merupakan salah satu penyakit yang sering ditemui. Salah satunya adalah asidosis.
Sapi merupakan ternak ruminansia yang memiliki sistem pencernaan kompleks.Dimana lambungnya terdiri rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Pada rumen terjadi proses pencernaan fermentasi. Dalam proses fermentasi tersebut dibantu oleh mikroorganisme misalnya bakteri. Pakan yang mengandung serat kasar yang tinggi (selulosa) dapat dimanfaatkan ruminansia sebagai sumber energi melalui proses fermentasi tersebut. Namun keseimbangan pemberian pakan hijauan dan konsentrat penting diperhatikan untuk menjaga kondisi rumen.
Rumen pada ternak idealnya memiliki pH antara 6-7. Kondisi dimana pH rumen menjadi rendah yaitu kurang dari 6 dan menipisnya cadangan basa dalam darah serta jaringan tubuh disebut dengan asidosis. Asidosis sering dijumpai pada ruminansia karena sistem manajemen pakan yang tidak sesuai. Asidosis dapat terjadi pada sapi potong maupun sapi perah.
Penyebab Asidosis
Asidosis merupakan penyakit karena disebabkan oleh gangguan metabolik. Asidosis pada ternak dapat disebabkan beberapa hal berikut:
- Konsumsi karbohidrat yang mudah difermentasi secara berlebihan. Pakan yang dikonsumsi ternak akan masuk kedalam rumen dan melalui proses fermentasi oleh bakteri.
- Pemberian pakan konsentrat dengan jumlah jauh lebih banyak dibandingkan hijauan. Konsentrat yang mengandung karbohidrat yang mudah tercerna dapat meningkatan ativitas bakteri rumen. Sehingga terjadi peningkatan senyawa yang dihasilkan seperti volatile fatty acid (VFA) dan asam laktat yang menyebabkan pH menurun.
- Perubahan pemberian pakan secara mendadak. Pemberian pakan baru tidak secara bertahap dan kondisi setres dapat menyebabkan asidosis. Bakteri selulolitik sangat penting perananya dalam mendegredasi pakan serat dan sangat sensitif terhadap perubahan pH rumen.
- Kondisi heat stress dapat mengakibatkan ternak mengalami penurunan nafsu makan, peningkatan nafsu minum, peningkatan respirasi dan mengeluarkan air liur yang banyak, keringat dan urin. Kasus yang melanjut akan menyebabkan terjadinya penurunan pH darah (asidosis).
Gejala Klinis Asidosis
Gejala klinis yang timbul bergantung banyaknya konsentrat serta kepekaan individu. Tanda-tanda klinis sangat bervariasi, biasanya akan terlihat 12-36 jam setelah konsumsi pakan yang mudah difermentasi. Tanda asidosis yang biasa terlihat pada hewan ruminansia ialah:
- Nafsu makan dan minum menurun, ternak nampak lemah dan lesu
- Dehidrasi yang ditandai dengan keringnya cuping hidung
- Frekuensi nafas meningkat, denyut jantung terasa lebih cepat
- Distensi abdomen dan stasis rumen atau rumen tidak berkontraksi
- Ternak nampak pincang, tidak mampu berdiri, sering berbaring
- Ternak mengalami diare berlendir serta berbuih denga warna coklat kekuningan atau keabuan
- Urin yang dikeluarkan dalam jumlah sedikit dan berwarna lebih kuning dan keruh
- Pada kasus kronis dapat berlanjut menjadi laminitis hingga rumenitis kronis.
Diagnosa asidosis dapat dilihat dari data anamnesa dan pengamatan gejala klinis yang muncul, terutama catatan perubahan pakan yang diberikan. Jika ingin meneguhkan diagnosa dapat dilakukan pemeriksaan pH rumen. Sampel isi rumen dapat diambil melalui percutaneous ruminocentesis atau orogastric tube.
Pencegahan dan Penanganan
Jika ternak mengalami asidosis akan menyebabkan kerugian dan bahkan terjadi kematian. Sehingga penting untuk mengetahui upaya pencegahan yang dapat dilakukan, seperti:
- Penerapan pemberian pakan bernutrisi sesuai kebutuhan ternak terutama dengan membuat formulasi seimbang antara asupan karbohidrat, protein, dan hijauan sebagai sumber serat.
- Saat terjadi perubahan pakan, pemberian pakan baru dilakukan secara bertahap sehingga kondisi mikroba rumen dapat beradaptasi. Hindari pemberian pakan tinggi karbohidrat rendah serat (konsentrat) dalam jumlah banyak dalam waktu singkat.
- Mengontrol kualitas pakan secara rutin dan tidak membiarkan pakan membusuk.
- Pemberian konsentrat dapat dilakukan dengan penambahan mineral yang berfungsi sebagai buffer untuk mempertahankan kestabilan pH rumen. Misalnya dengan Mineral Feed Supplement S yang mengandung kombinasi mineral lengkap.
- Menjaga kesehatan saluran pencernaan dengan pemberian suplemen untuk pencernaan. Misalnya dengan Digesfit atau pemberian Vita B Plex Bolus Extra Flavor secara rutin.
Apabila ditemukan ternak yang mengarah pada gejala asidosis, langkah yang perlu dilakukan antara lain:
- Penggantian pakan dengan tinggi serat (hijauan segar). Pemberian pakan tinggi serat merangsang pengeluaran air liur dan menyeimbangkan produksi asam yang berlebihan di rumen.
- Memperbaiki manajemen nutrisi dengan membuat formulasi keseimbangan antara
- asupan karbohidrat (singkong, gaplek, onggok), protein (bungkil kedelai) dan hijauan sebagai sumber serat.
- Pemberian multivitamin Injeksi Vitamin B Kompleks dan Digesfit efektif mengatasi gangguan pencernaan. Digesfit merupakan suplemen herbal dalam sediaan bolus yang berperan dalam meningkatkan pembentukan mikrobiota baik pada pencernaan, menjaga pH rumen serta memperbaiki kecernaan serat, membantu mengatasi gangguan pencernaan dan meningkatkan performa. Digesfit juga dapat meningkatkan nafsu makan.