Email : lacocobustfitnasa@gmail.com
Saya mau konsultasi untuk masalah pencernaan ayam umur 30 minggu. Mengapa feses/kotorannya masih terdapat sisa-sisa jagung dan bercampur lendir merah? Obat apa yang cocok selain golongan sulfa?
Jawab:
Terima kasih atas pertanyaan yang disampaikan. Berdasarkan gejala yang telah Saudara sebutkan, kemungkinan mengarah ke penyakit Necrotic Enteritic (NE) dan koksidiosis. Akan tetapi perlu dilakukan pemeriksaan dan pengumpulan informasi melalui nekropsi (bedah ayam) dan pengamatan perubahan anatomi organ untuk menentukan diagnosa yang tepat.
Penyakit NE disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan oleh bakteri Clostridium perfringens Tipe A dan C. Ayam yang terserang penyakit ini menunjukkan adanya diare dan litter yang basah. Ayam pun juga terlihat mematuki feses berlendir pada kloaka yang sering disebut “Sticky Pings“. Selain itu juga terlihat ayam bergerombol, mengantuk, dan bulu kusut. Karena terjadi kerusakan pada saluran mukosa, sehingga sering ditemukan feses yang tidak tercerna seperti sisa-sisa jagung.
Perubahan anatomi pada kasus NE diantaranya usus terlihat menggelembung berisi gas, berbau khas, dan dinding usus mudah sobek atau menjadi rapuh. Ketika kasus sudah parah, mukosa usus terlihat kasar seperti permukaan handuk atau sering disebut “Turkish Towel”
Selanjutnya yaitu penyakit koksidiosis yang disebabkan oleh protozoa Eimeria sp. Gejala klinis dan perubahan anatomi yang muncul bervariasi tergantung umur ayam yang terserang. Pada awalnya ayam akan tampak mengantuk, sayap terkulai kebawah, bulu kasar (tidak mengkilat), nafsu makan rendah, anemia. Untuk infeksi karena Eimeria tennela, ayam akan mengalami berak berdarah. Sedangkan pada infeksi Eimeria maxima akan ditemukan feses kental berwarna kemerahan dan bercampur bintik-bintik darah.
Hasil bedah ayam menunjukkkan pada infeksi Eimeria tennela yaitu sekum membesar, dinding menebal berwarna merah dan ada gumpalan darah. Sedangkan untuk Eimeria yang lain menimbulkan perubahan penebalan dinding usus disertai peradangan kataralis (bernanah) sampai hemoragik (berdarah) serta ada titik-titik berwarna putih pada usus. Ketika terjadi kasus gabungan antara NE dan koksidiosis akan terlihat perdarahan di sepanjang usus halus disertai adanya gas.
Tindakan yang dilakukan bila terinfeksi NE dan koksidiosis antara lain yaitu:
- Segera pisahkan ayam yang terinfeksi
- Pada kasus NE dan koksidiosis dapat diterapi dengan Fithera atau Therapy. Fithera merupakan herbal dengan mekanisme kerja sebagai antibakteri (merusak membran sel bakteri) dan antikoksidiosis (membentuk barrier pada vili usus sehingga sporozoit tidak dapat masuk ke dinding usus dan akan dikeluarkan bersama feses). Dosis Fithera untuk pengobatan terhadap bakteri yaitu 0,4 ml per kg BB, sedangkan untuk koksidiosis yaitu 0,2 ml per kg BB.
- Berikan terapi suportif dengan multivitamin yang mengandung vitamin A dan K (Strong n Fit, Fortevit, Vita Stress) setelah pengobatan selesai. Pada umumnya selain mengandung vitamin A dan K, multivitamin juga mengandung vitamin B yang tidak boleh diberikan bersaaman dengan pengobatan pada kasus koksidiosis. Oleh karenanya, pemberian vitamin baru bisa diberikan setelah pengobatan selesai.
- Setelah pemberian vitamin, dapat diberikan produk yang mengandung asam amino seperti Aminovit untuk membantu regenerasi sel-sel baru di mukosa usus.
Pencegahan terhadap kasus NE dan Koksidiosis antara lain yaitu :
- Hindarkan ayam dari paparan stres (kepadatan tinggi, amonia tinggi, sirkulasi udara kurang baik, dsb).
- Lakukan sanitasi dan desinfeksi kandang secara rutin. Pada masa persiapan, sebaiknya dilakukan pengapuran untuk untuk memberantas ookista Eimeria sp. Pengapuran diperlukan karena ookista tidak akan mati hanya dengan pemberian desinfektan.
- Menjaga kondisi litter agar selalu kering, karena litter yang lembab dan basah merupakan kondisi yang nyaman bagi Eimeria sp.
- Lakukan pergantian pakan secara bertahap agar daya cerna ransum tidak menurun tiba-tiba dan mikroorganisme di dalam saluran cerna dapat beradaptasi.
