Saat pancaroba dan kondisi cuaca ekstrem hewan ternak sapi rawan terserang penyakit Bovine Ephemeral Fever (BEF). Penyakit ini sering juga disebut dengan demam tiga hari. Penyakit demam 3 hari karena sapi akan mengalami demam tinggi selama 3 hari. Peternak sapi harus mewaspadai cuaca ekstrem dan ketidaktentuan cuaca yang dapat memicu penyakit ini. Dampak penyakit BEF yang dirasakan adalah penurunan berat badan dan produktivitas susu.

BEF disebabkan oleh virus Rhabdovirus dari Famili Rhabdoviridae. Penyakit BEF ditularkan melalui artropoda seperti nyamuk Cullicoides spp, Culex annulirostris, Anopheline dan Culicine (Walker, 2013; Kirkland, 2016). Cullicoides yang terinfeksi dapat menyebarkan penyakit mencapai jarak 2 km. BEF bersifat akut, dengan masa inkubasi antara 2-10 hari dan kebanyakan penderita menunjukkan gejala dalam waktu 2-4 hari. Angka kesakitannya cukup tinggi hingga 80%, namun angka kematian tergolong rendah yakni 1–2%. Kasus ini juga ditemukan pada kerbau, namun dengan gejala klinis yang ringan.

Pada sapi yang menderita BEF, gejala yang banyak ditemui yaitu tidak mau makan dan minum. Hilangnya nafsu makan dan minum bisa jadi karena kondisi demam yang mempengaruhi selera makan dan minum serta pembengkakan esofagus atau kerongkongan yang menyebabkan sapi tidak nyaman untuk makan dan kesakitan saat menelan. Gangguan sistem syaraf juga terpengaruh termasuk juga dalam proses menelan pakan. Sehingga dapat beresiko masuknya makanan, air maupun saliva ke dalam paru-paru yang dapat menyebabkan pneumonia.

Gejala lain yang muncul yaitu demam 41–42°C serta adanya cairan atau leleran pada hidung dan mata. Kondisi tremor atau gemetar tanpa disadari atau tidak terkendali pada kaki dan melanjut jadi kaku hingga pincang. Kepincangan biasanya terjadi pada hari kedua setelah muncul gejala klinis yang menyebabkan sapi malas bergerak dan menjadi ambruk. Kepincangan pada salah satu kaki merupakan ciri utama yang dapat diamati pada kejadian BEF.

Sebagian peternak menyadari sapinya terinfeksi BEF setelah sapi nampak pincang pada kaki baik depan maupun belakang hingga sapi ambruk. Apabila menjumpai sapi menunjukkan gejala terserang BEF, perlu sesegara mungkin melakukan penanganan dengan melaporkan ke tim tenaga medis. Sehingga sapi segera ditangani dan kerugian akibat berat badan dan produksi susu turun dapat segera diatasi. Selain itu sapi tidak melanjut adanya penyakit infeksi sekunder atau ikutan yang akan memperparah kondisi dan menyebabkan kematian.

Hingga saat ni tidak ada obat yang efektif untuk penyakit BEF karena disebabkan oleh virus. Penanganan yang dapat dilakukan adalah meringankan gejala, meningkatkan daya tahan tubuh serta mencegah infeksi sekunder. Penanganan yang dapat dilakukan pada sapi yang mengalami BEF antara lain dengan memberikan analgesik, antipiretik (pengurang rasa sakit, penurun demam), antibiotik, maupun vitamin. Kombinasi antipiretik, antibiotik dan vitamin memberikan tingkat kesembuhan yang baik berdasarkan informasi dari petugas yang mendapat laporan dari peternak pasca penanganan dengan tidak adanya kejadian berulang. (FKH UGM, 2017).

Antipiretik bekerja dengan menghambat secara reversibel enzim siklooksigenase-1 dan 2, dan mengakibatkan penurunan produksi prekursor prostaglandin (COX-1 dan 2) yang diketahui sebagai mediator radang sehingga proses peradangan bisa dikurangi. Analgesik bekerja dengan mengurangi rasa sakit. Contoh produk yang dapat digunakan yaitu Medipiron.

Antibiotik dapat diberikan dengan tujuan untuk mencegah infeksi sekunder. Dalam pemberiannya dapat digunakan antibiotik spektrum luas yang mampu mencegah infeksi sekunder bakteri secara luas, misalnya dengan Medoxy LA.

Pemberian vitamin bertujuan untuk meningkatkan nafsu makan, mengatasi gejala kelemahan, meningkatkan daya tahan tubuh, membantu mengatasi gangguan syaraf serta mengatasi adanya stress. Pemberian senyawa ATP juga dapat membantu sebagai suplai energi untuk mengatasi kondisi lemah. Misalnya dengan Injeksi Vitamin B Kompleks, ADE-Plex Inj atau Bioselvita.

Upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan penyakit BEF terutama saat pancaroba dan cuaca extrem yaitu:

  • Mengendalikan vektor yang diduga memegang peranan dalam penyebaran penyakit. Pemakaian insektisida dapat dipertimbangkan untuk membunuh serangga di sekitar daerah terjangkit dan mengisolasi hewan sakit.
  • Menjaga kebersihan kandang penting dilakukan terutama dari kotoran yang menumpuk dan membersihkan sisa pakan secara rutin, menjaga drainase kandang sehingga tidak lembap dan becek, serta menghindari adanya genangan air.
  • Menjaga daya tahan tubuh ternak dengan memberikan multivitamin secara rutin. Pemberian multivitamin dapat diberikan setiap bulan dengan Vita B Plex Bolus Extra Flavour, Injeksi Vitamin B Kompleks atau ADE-Plex Inj.
  • Menjaga kesehatan ternak dengan memberikan pakan berkualitas dengan kandungan nutrisi dan jumlah yang cukup. Kualitas pakan, baik hijauan maupun konsentrat, yang baik dapat membantu meningkatkan daya tahan ternak karena nutrisi yang diperlukan tercukupi. Tambahan Mineral Feed Supplement S baik diberikan untuk pertumbuhan ternak maupun pemeliharaan kesehatan.
Mewaspadai BEF Saat Pancaroba dan Cuaca Ekstrem
Tagged on:         
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin