Usaha beternak ayam memang berpeluang besar menghasilkan keuntungan dan cukup menggiurkan jika ditekuni dengan serius dan dilakukan dengan benar. Namun dalam pelaksanaannya tak bisa dilepaskan dari adanya tantangan. Salah satu tantangan tersebut yaitu ancaman penyakit, khususnya penyakit viral yang belum ditemukan obatnya. Sehingga vaksinasi dan biosecurity yang ketat merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mencegahnya. Dalam pelaksanaan vaksinasi diperlukan program yang tepat sesuai dengan status kesehatan ayam dan umur serangan penyakit.
Penentu keberhasilan vaksinasi berdasarkan prinsip Materi, Metode, Manusia dan Mileu (4M)seperti yang terlihat pada gambar dibawah yang salah satunya adalah metode.
Metode disini berkaitan dengan teknik vaksinasi dan program vaksinasi. Program vaksinasi ini di buat dengan tujuan menjaga kekebalan/antibodi ayam selalu dalam level yang protektif. Artinya sebelum level antibodi turun di bawah standar protektif, ayam harus segera divaksin. Jika level antibodi ayam berada di bawah standar dan pada saat itu sedang banyak kasus penyakit, maka kekebalan tubuh tidak mampu menahan serangan bibit penyakit.
Manfaat Monitoring Titer Antibodi untuk Penentuan Jadwal Vaksinasi
Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah level antibodi ayam berada di level protektif atau tidak dengan melakukan monitoring titer antibodi. Monitoring titer antibodi untuk menentukan jadwal revaksinasi disarankan untuk peternakan layer maupun breeder. Titer antibodi humoral ayam (antibodi yang bersirkulasi di dalam darah) dapat diukur menggunakan uji serologi. Teknik uji ini menggunakan serum darah sebagai sampel, karena di dalamnya terkandung antibodi. Antibodi merupakan zat kebal yang dihasilkan oleh sel darah putih untuk memerangi antigen (bibit penyakit).
Terdapat beberapa jenis metode uji serologi, yang paling sering diaplikasikan pada peternakan unggas adalah metode Hemaglutination Inhibition Test (HI test)seperti terlihat pada gambar dibawah dan Enzym Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Uji HI test digunakan untuk mengukur titer antibodi terhadap penyakit yang dapat mengaglutinasi/menggumpalkan sel darah merah seperti ND, AI dan EDS. Sedangkan uji ELISA biasa digunakan untuk mengukur antibodi terhadap penyakit IB, IBD/ Gumboro, ILT dan lainnya.
Hasil uji serologi tersebut dapat digunakan untuk menentukan jadwal vaksinasi atau revaksinasi yang tepat pada ayam. Vaksinasi merupakan proses pemberianvaksin ke dalam tubuh hewan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Sedangkan revaksinasi merupakan pengulangan vaksinasi yang bertujuan untuk menambah atau meningkatkan titer antibodi dari vaksinasi sebelumnya yang sudah mulai turun dengan harapan titer antibodi di dalam tubuh ayam selalu dalam level protektif sehingga dapat terlindungi dari serangan penyakit.
Lamanya titer antibodi bertahan pada level protektif dalam tubuh ayam dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya tantangan penyakit di lapangan. Semakin tinggi tantangan atau infeksi lapang membuat titer antibodi cepat turun. Faktor lainnya adalah kondisi imunosupresif, yaitu kondisi yang dapat menurunkan kekebalan ayam seperti Gumboro, mikotoksikosis, ayam stres, dll. Uji serologi yang dilakukan rutin setiap bulan akan memberikan gambaran titer antibodi yang dimiliki ayam. Data ini akan membantu untuk memperkirakan jadwal vaksinasi ulang.
Waktu yang tepat untuk melakukan revaksinasi yaitu ketika titer antibodi sudah mulai turun atau mendekati standar minimal titer dalam memberikan perlindungan. Sebagai contoh bila standar titer HI test ND pada ayam layer yaitu 6 log2 atau Geometric Mean Antibody Titers (GMT) 64 hendaklah kita melakukan revaksinasi ketika titer antibodi sudah mendekati angka 64 namun tidak perlu menunggu titer sudah di bawah angka 64. Dikarenakan hal tersebut sudah agak terlambat mengingat vaksin butuh waktu untuk bekerja agar titer antibodinya berada di level protektif. Untuk berada di level protektif vaksin aktif butuh waktu 2-3 minggu dan vaksin inaktif 3-4 minggu post vaksinasi.
Berdasarkan contoh hasil uji serologi terhadap ND pada ayam layer seperti terlihat pada tabel 1 dapat dianalisa sebagai berikut :
- Kandang A merupakan hasil titer ND pada ayam layer umur 36 minggu dengan lama post vaksinasi 4 minggu. Dari hasil titer tersebut dapat kita lihat bahwa rataan titer dan GMT berada di atas standar, kemudian persen kebal juga diatas standar dengan coeffisien of variance (CV) di bawah 35% yang menunjukkan bahwa titer antibodi ayam seragam. Berdasarkan hasil uji serologi tersebut dapat disimpulkan bahwa ayam belum waktunya untuk dilakukan revaksinasi. Titer antibodi ayam pada kandang A perlu dicek 3 – 4 minggu lagi untuk mengetahui apakah titer antibodi sudah turun dan perlu dilakukan revaksinasi.
- Kandang B merupakan hasil titer antibodi terhadap ND pada ayam layer umur 40 minggu dengan lama post vaksinasi 8 minggu. Dari hasil titer tersebut dapat kita lihat bahwa rataan titer dan GMT berada di atas standar, tetapi persen kebal sudah berada di bawah standar yaitu 66.7% dengan CV yang seragam. Dari gambaran titer tersebut dapat disimpulkan bahwa ayam pada kandang B perlu untuk dilakukan revaksinasi. Revaksinasi sebaiknya dilakukan sebelum semua titer antibodi berada di bawah standar.
Manfaat Monitoring Titer Antibodi untuk Baseline Titer
Manfaat lain yang akan diperoleh peternak jika rutin melakukan monitoring titer ialah mendapatkan gambaran baseline titer (titer dasar) yang aman untuk suatu peternakan. Sehingga, jika suatu saat ditemukan adanya gambaran titer yang berbeda dari biasanya atau berbeda dengan baseline titer, maka hal ini bisa menjadi peringatan dini (early warning system) akan kondisi ayam. Pembuatan baseline titer bisa dilakukan di umur awal produksi, umur puncak produksi maupun di umur kritis lainnya. Berikut merupakan salah satu contoh baseline titer yang dilakukan diawal masa produksi dan hasil monitoring titer yang tidak sesuai dengan baseline titer.
Berdasarkan contoh Grafik 1 tentang titer antibodi terhadap ND hasil revaksinasi ND pada umur 20 minggu, kemudian dilakukan monitoring titer pada 3, 7, 10 dan 12 minggu setelah vaksinasi. Sebelumnya peternak tersebut rutin melakukan monitoring titer antibodi sehingga memiliki baseline titer terhadap ND seperti terlihat pada garis berwarna kuning pada grafik. Kemudian pada periode selanjutnya peternak melakukan monitoring titer antibodi terhadap ND untuk melihat gambaran titernya seperti terlihat pada garis biru dari grafik. Pada periode tersebut terlihat bahwa terjadi penurunan titer yang lebih cepat jika dibandingkan dengan baseline titer. Hal ini dapat memberikan peringatan dini bagi peternak terkait kondisi ayamnya.
Setelah melihat beberapa hasil bahasan di atas bisa kita simpulkan bahwa monitoring titer antibodi sangat penting untuk menentukan jadwal vaksinasi yang tepat dan gambaran baseline titer untuk ayam layer yang sudah memasuki masa produksi. Bukan hanya ND, namun juga titer antibodi penyakit-penyakit viral yang lain bisa kita monitoring. Kita tidak pernah tahu kapan ancaman bibit penyakit viral akan menyerang di peternakan. Oleh karena itu, mengandalkan sejarah/riwayat serangan penyakit periode sebelumnya dirasa masih belum cukup tanpa melakukan monitoring titer antibodi.
Untuk melakukan uji serologi guna melaksanakan monitoring titer antibodi, peternak bisa melakukannya di Medion Laboratorium (MediLab). Terdapat 16 cabang MediLab yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Diharapkan dengan adanya MediLab ini, peternak ayam di Indonesia bisa selalu memantau kesehatan ternaknya.