Seiring berkembangnya zaman, ayam ras petelur maupun pedaging mengalami perubahan genetik yang lebih baik dari segi performa dan produksi. Adanya perubahan tersebut menuntut suplai pakan yang mencukupi dari segi kualitas dan kuantitas. Hal ini bertolak belakang dengan fakta di lapangan bahwa masih ada tren penurunan kualitas bahan pakan. Oleh karena itu, kontrol kualitas bahan pakan sangat penting dilakukan. Kontrol kualitas bahan pakan dapat dilakukan secara fisik, kimia dan mikroskopik. Jika kualitas bahan pakan tidak sesuai dengan spesifikasi, maka langkah reformulasi pakan dan suplementasi menjadi sangat penting. Berdasarkan hal tersebut, kami akan membahas beberapa penyebab penurunan kualitas bahan baku, peran penting kontrol kualitas dan pentingnya suplementasi.
Ayam Petelur dan Pedaging Modern
Performa ayam petelur dan pedaging selain dipengaruhi faktor genetik, juga dipengaruhi oleh faktor nutrisi, lingkungan dan manajemen. Faktor genetik yang terkandung di dalam semua strain ayam ras petelur baik ISA Brown, Hisex Brown, Lohmann Brown, Hyline Brown dan Novogen Brown telah dibentuk sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan produksi telur yang tinggi (henday) dengan FCR yang lebih rendah. Begitupun dengan strain ayam pedaging yang dibentuk untuk menghasilkan pertumbuhan dan produksi daging yang tinggi dengan waktu yang relatif singkat. Dibalik kelebihan tersebut terdapat kekurangan yang harus diwaspadai dalam pemeliharannya, yakni ayam petelur maupun ayam pedaging lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan dan pakan. Hal ini menyebabkan kedua ayam tersebut menjadi lebih rentan stres bahkan terserang penyakit.
Strain ayam memiliki sifat dan karakter masing-masing saat masa pemeliharaannya. Perbedaan strain ini juga akan berpengaruh terhadap kebutuhan nutrisi.
Peningkatan mutu genetik dari ayam petelur maupun pedaging saat ini bisa dikatakan spektakuler dalam mengubah pakan yang dikonsumsinya menjadi telur dan daging. Konsekuensi logisnya adalah pertumbuhan dan produksi telur ayam tersebut akan sangat bergantung dari perlakuan yang diterimanya, termasuk perlakuan pakan. Pemberian pakan yang berubah-ubah karena mencari harga yang lebih ekonomis, bisa berakibat menurunnya produksi telur dan pertumbuhan daging yang tidak optimal.
Berdasarkan tabel Manual Guide ISA Brown, produksi yang tinggi dengan FCR yang rendah menunjukkan bahwa ayam akan di tuntut untuk memproduksi telur banyak, dengan feed intake yang tetap rendah. Hal tersebut dikarenakan ayam petelur memiliki bobot badan relatif kecil dengan postur yang lebih ramping.
Faktor Penurunan Kualitas Bahan Pakan
Kualitas pakan merupakan hal yang sangat penting diperhatikan karena ayam petelur dan pedaging sangat peka terhadap penurunan kualitas pakan, terutama kadar protein. Penurunan kualitas pakan akan direspon secara langsung oleh ayam pedaging dan petelur dengan penurunan laju pertumbuhan dan terhambatnya produksi telur.
Adapun faktor yang menyebabkan penurunan kualitas bahan pakan diantaranya:
-
Tingginya kontaminasi
Kontaminan dalam bahan pakan biasanya memiliki kandungan nutrisi yang lebih rendah atau bahkan tidak memilki nutrisi yang dibutuhkan sama sekali oleh ayam. Sebagai contoh, kontaminasi sekam dalam dedak atau bekatul. Untuk mengetahui adanya kontaminan sekam dalam dedak atau bekatul dapat diketahui dengan uji Phloroglucinol.
-
Penyimpanan
Selama penyimpanan, pakan akan mengalami penurunan kualitas nutrisi terutama vitamin. Sehingga dibutuhkan suplementasi pakan untuk mengganti nutrisi yang hilang misalnya dengan penambahan premix.
-
Variasi standar bahan pakan
Variasi bahan pakan di lapangan dipengaruhi oleh umur panen, jenis bibit, kesuburan tanah, pola pemupukan dan tingkat kontaminasi. Berdasarkan hasil analisis kadar protein kasar sampel bekatul yang dilakukan di Medion Laboratorium, diperoleh hasil bahwa adanya variasi kadar protein kasar bekatul dari berbagai sumber.
-
Tingginya harga bahan pakan di pasaran Peternak cenderung mencari bahan pakan yang relatif murah. Namun hal ini cenderung berbanding terbalik dengan kualitas bahan pakan tersebut. Peternak perlu mencari harga yang optimal, dimana harga dikorelasikan dengan kandungan nutrisi dalam bahan baku.
Pentingnya Kontrol Kualitas Bahan Pakan
Garbage in, garbage out sebuah istilah yang sangat cocok untuk menggambarkan pentingnya dilakukan kontrol kualitas bahan baku pakan. Makna dari istilah tersebut ialah jika kualitas bahan pakan yang digunakan bagus dan memenuhi standar, maka campuran pakan yang dihasilkan pun akan baik kualitasnya. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam kontrol kualitas bahan pakan yakni ketika bahan baku datang ke peternakan, segera catat no. batch, nama supplier, tanggal, dan jumlah muatan bahan baku. Setelah itu, lakukan pemeriksaan kualitas fisik dan kimia (jika perlu). Setelah diperiksa, selanjutnya bahan baku disimpan pada gudang pakan, dan diurutkan berdasarkan no. batch serta tanggal kedatangan.
Kontrol kualitas bahan pakan dilakukan secara rutin saat bahan pakan datang ke peternakan maupun saat bahan pakan telah disimpan di gudang. Untuk bahan pakan yang mudah rusak seperti bekatul, kontrol kualitas dilakukan 1 minggu sekali. Sedangkan untuk bahan pakan yang tidak mudah rusak bisa dilakukan 2 minggu sekali.
Pemeriksaan bahan baku pakan bisa dilakukan secara fisik, kimia dan mikroskopik. Secara fisik, bahan baku pakan bisa diamati secara kasat mata, diantaranya warna, bau, ukuran partikel, dan kontaminan jamur. Sedangkan secara kimia pemeriksaan bahan baku dapat dilakukan dengan uji proksimat meliputi kadar air, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, kalsium, fosfor, dan energi bruto. Selain itu, terdapat juga uji Phloroglucinol untuk menguji kontaminan sekam yang terdapat di bekatul atau dedak. Secara mikroskopik, jenis bahan baku dapat diamati melalui mikroskop dengan pembesaran 90 – 500 kali.
Pentingnya Suplementasi
Kontrol kualitas perlu dilakukan secara rutin agar kualitas bahan baku dan pakan senantiasa optimal. Hal ini pun seringkali perlu dilakukan suplementasi untuk menjaga agar kualitas bahan baku dan pakan senantiasa optimal sehingga produktivitas ayam tetap optimal. Beberapa faktor yang menjadikan perlu dilakukan suplementasi adalah :
-
Jumlah nutrisi dari bahan baku pakan tidak mencukupi, terutama nutrisi mikro seperti vitamin dan mikro mineral. Walaupun dibutuhkan dalam kadar yang lebih sedikit, namun jika kekurangan maka akan menyebabkan defisiensi nutrisi dan bisa menurunkan performa. Untuk mengatasi hal tersebut, maka bisa ditambahkan premix misalnya Mix Plus atau Top Mix ke dalam pakan.
-
Penanganan dan penyimpanan pakan yang kurang optimal. Selama penyimpanan, selain kandungan nutrisi berkurang, juga ada kemungkinan pakan terkena jamur. Jika dalam suatu pakan terdapat jamur, maka dalam waktu 6 jam jamur tersebut akan mengeluarkan mikotoksin (racun jamur). Tumbuhnya jamur ini disebabkan manajemen penyimpanan yang kurang baik, diantaranya kadar air yang > 14%, sirkulasi udara tidak sesuai, kelembapan tinggi serta penyimpanan tidak menggunakan pallet. Untuk mengatasi hal tersebut, maka bisa ditambahkan pengikat mikotoksin atau toxin binder, contohnya Freetox.
Kontrol kualitas pakan dan suplementasi penting untuk dipertimbangkan dan diaplikasikan. Harapannya nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung produktivitas ayam, baik petelur maupun pedaging terpenuhi sehingga produktivitas ayam tetap optimal.