Perkembangan kandang closed house sangat pesat di Indonesia, persentase sudah mencapai 25% dari total kandang ayam. Sebuah perkembangan yang luar biasa. Dapat diprediksi kedepannya, pembangunan kandang closed house akan semakin meningkat.
Closed House adalah…
Closed house atau kandang tertutup merupakan sistem kandang yang mampu menyediakan udara berkualitas, baik dari segi komposisi, kecepatan maupun jumlah yang tepat sehingga ayam nyaman. Kandang tertutup ini akan meminimalkan pengaruh kondisi lingkungan yang saat ini sangat berfluktuatif.
Prinsip utama dari closed house adalah menyediakan kondisi yang nyaman bagi ternak dengan cara mengeluarkan panas dari kandang yang dihasilkan dari tubuh ayam, menurunkan suhu udara masuk (jika diperlukan), mengatur kelembapan yang sesuai dan mengeluarkan gas yang berdampak buruk, seperti karbon dioksida (CO2) dan amonia (NH3). Dan semua proses ini bisa diatur secara otomatis. Kemudahan inilah yang sering menjadi salah satu pertimbangan menarik untuk mengubah kandang open house (kandang terbuka) menjadi closed house.
Pertimbangan Memilih Closed House
Kandang tertutup membutuhkan biaya investasi yang lebih besar dibandingkan kandang terbuka. Meskipun demikian, banyak peternak yang beralih menggunakan kandang tertutup. Beberapa pertimbangan beralih ke kandang closed house adalah :
-
Peningkatan performa
Peningkatan performa ayam menjadi alasan paling kuat untuk mengubah kandang dari open house ke closed house. Hal inilah yang seringkali menjadikan peternak berubah pikiran. Produktivitas ayam yang semakin hari semakin sulit mencapai optimal, menjadikan peternak mencari solusi untuk mencapai hal ini. Dan salah satunya adalah membuat kandang senyaman mungkin` bagi ayam. Harapannya saat kondisi kandang nyaman ayam akan mampu tubuh secara optimal maupun menghasilkan telur dengan persentase yang tinggi (mencapai 96% dan bertahan lama).
Indeks performa (IP) ayam broiler saat menggunakan kandang open house berkisar 260-370 sedangkan saat kandang diubah menjadi closed house bisa meningkat menjadi 400-420 (Trobos, 2018). Semakin tinggi pencapaian IP maka keuntungan peternak akan semakin besar. Sebagai perbandingan, saat menggunakan kandang open house ayam broiler dipanen di umuar 30 hari dengan berat 1,8 kg dan feed conversion ratio (FCR) 1,52 – 1,53 sementara saat dipelihara di kandang closed house dengan umur panen yang sama berat badan dapat mencapai 2-2,1 kg dengan FCR 1,5 (Trobos, 2018). Dengan kata lain, performa ayam meningkat dengan tingkat efisiensi pakan lebih baik.
-
Panambahan kapasitas kandang
Kepadatan kandang open house berkisar 13-15 kg/m2 dan saat menggunakan closed house kepadatan kandang akan meningkat hampir 2x, yaitu mencapai 25-30 kg/m2. Hal ini tentu saja akan meminimalkan kebutuhan lahan yang saat ini semakin hari semakin sulit dan mahal untuk mencarinya. Terlebih lagi sudah banyak kasus penutupan kandang karena berdekatan dengan pemukiman penduduk. Peningkatan kapasitas ini semakin meningkat saat kandang dibuat bertingkat, baik dua maupun tiga tingkat.
-
Kondisi lingkungan yang tidak nyaman
Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) menyampaikan bahwa suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0,74 + 0,180C selama seratus tahun terakhir. Dan diperkirakan suhu permukaan global akan meningkat 1,1 – 6,40C antara tahun 1900 dan 2100. Artinya adalah suhu lingkangan kandang akan semakin meningkat dan pola cuaca tidak menentu.
Peningkatan suhu lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian performa ayam, baik broiler maupun layer. Terlebih lagi ayam tidak memilki kelenjar keringat dan sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Hal inilah yang menyebabkan peternak beralih menggunakan closed house.
Penggunaan kandang tertutup akan mengatasi efek kenaikan dan fluktuatif suhu lingkungan. Adanya kipas (exhaust fan) dan cooling pad akan mampu memodifikasi suhu dan kelembapan udara di dalam kandang sehingga nyaman untuk pertumbuhan ayam.
-
Ramah lingkungan
Ayam yang diperlihara di kandang tertutup menjadi lebih nyaman. Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas kotoran yang dikeluarkan. Kotoran menjadi lebih kering. Terlebih lagi adanya exhaust fan sedikit banyak akan membantu memperbaiki kualitas feses. Keberadaan lalat pun bisa lebih ditekan.
Mengenal Tipe Kandang Tertutup (Closed House)
Tipe closed house dibedakan menjadi 2 berdasarkan arah pergerakan udara, yaitu tipe tunnel (terowongan) dan cross flow.
-
Closed house tipe tunnel
Tipe inilah yang paling banyak digunakan di Indonesia. Tunnel atau terowongan, kandang tertutup tipe ini digambarkan seperti terowongan dimana udara akan masuk dari bagian depan (inlet) dan akan ditarik ke belakang mengalir sepanjang kandang dan dikeluarkan dengan bantuan exhaust fan.
Tipe tunnel ini pun dibagi menjadi dua, yaitu tunnel dengan menggunakan cooling pad (full closed house) dan tanpa cooling pad (semi closed house). Biasanya full closed house digunakan untuk daerah dengan tingkat kelembapan rendah dan suhu tinggi. Sedangkan semi closed house biasanya merupakan hasil modifikasi dari kandang terbuka dan terletak di daerah dengan kelembaban tinggi, seperti di daerah Bogor yang curah hujannya tinggi. Tipe kandang ini biasanya digunakan untuk ayam dewasa.
-
Closed house tipe cross flow
Exhaust pan dipasang di sepanjang sisi kandang, dan inlet pada setiap sisi yang berseberangan, sehingga udara bergerak tegak lurus terhadap panjang bangunan. Jenis ini menghasilkan kecepatan angin yang rendah dan banyak digunakan saat anak ayam dan di daerah bersuhu rendah.
Kelengkapan Closed House
Sistem ventilasi menjadi hal pokok dari sebuah closed house. Kelengkapan dari sistem ventilasi ini terdiri dari fan (kipas), evaporative cooling pad, controller dan tirai kandang.
-
Fan (kipas)
Kipas (fan) merupakan alat untuk menciptakan pergerakan udara. Secara umum, terdapat 2 jenis kipas yaitu exhaust fan dan blowing fan.
Exhaust fan berfungsi menyedot angin dan blowing fan berfungsi untuk meniup angin. Daya dorong blowing fan sangat terbatas, yaitu maksimal sejauh 12 meter oleh blowing fan 36 inch berkapasitas 20.700 m3/jam pada tekanan 50 Pa. Oleh karena itu sistem closed house menggunakan exhaust fan.
Parameter yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian kipas adalah jumlah kipas yang menyala dan lama waktu kipas menyala. Pemilihan kipas yang tepat sangat diperlukan agar menghasilkan kecepatan udara dan temperatur yang sesuai dengan konsumsi daya listrik minimal.
-
Evaporative cooling pad
Evaporative cooling pad pendingin udara yang memanfaatkan penguapan air. Evaporative cooling pad dihubungkan dengan pompa yang akan membasahinya dengan air. Ketika udara panas dari luar kandang memasuki cooling pad, air akan mengambil energi panas dari udara sehingga air akan menguap (proses evaporasi) dan mengakibatkan turunnya temperatur udara yang masuk ke dalam kandang. Peternak tidak dianjurkan membasahi cooling pad saat kelembapan >75%, karena akan menambah kelembapan kandang.
Evaporative cooling pad juga berfungsi sebagai penyaring udara yang masuk ke kandang. Sekat-sekat cooling pad mencegah kotoran udara (berukuran besar) untuk masuk ke dalam kandang, sehingga udara masuk menjadi lebih bersih.
-
Controller
Controller atau disebut climate controller adalah alat untuk mengendalikan suhu dan kelembapan dalam kandang. Alat inilah yang seringkali disebut sebagai “otak”nya closed house. Controller ini bisa diprogram sedemikian rupa dengan target membuat suasana kandang, yaitu suhu dan kelembapan nyaman bagi ayam. Controller akan mengatur nyala atau matinya kipas maupun pompa pada evaporative cooling pad.
-
Tirai kandang
Tirai kandang merupakan penutup sisi kandang sehingga ayam terlindung dari gangguan luar. Selain itu, tirai kandang juga bermanfaat untuk :
-
Membantu mempertahankan suhu udara dalam kandang (terutama saat masa brooding)
-
Mencegah terpaan angin langsung terhadap tubuh ayam
-
Mencegah percikan air hujan
-
Menyediakan ventilasi darurat jika listrik mati (kipas mati)
-
Menghasilkan tekanan statis yang dibutuhkan dalam sistem closed house
Tirai kandang dipadukan dengan sistem winch (katrol), untuk memudahkan menaikkan atau menurunkan tirai dengan cepat, cukup dengan seorang operator.
Mekanisme Penurunan Suhu pada Closed House
Suhu yang terdeteksi pada termometer seringkali disamaartikan dengan suhu yang dirasakan oleh tubuh ayam. Padahal tidak demikian. Suhu yang dirasakan oleh tubuh ayam dinamakan suhu efektif. Suhu efektif ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu suhu ruangan (suhu yang terdeteksi di termometer), kelembapan dan kecepatan aliran udara dalam kandang (yang mengenai tubuh ayam).
Kelembapan udara (relative humidity atau RH) adalah tingkat uap air yang terdapat dalam udara. Udara yang lembap (banyak mengandung uap air) akan menghambat laju penguapan dari tubuh ayam, sehingga suhu yang dirasakan ayam akan lebih tinggi dari suhu ruang (suhu termometer).
Meskipun suhu termometer tinggi, namun jika terdapat aliran udara maka suhu yang dirasakan oleh tubuh ayam akan lebih rendah. Hal inilah yang dinamakan dengan chilling effect.
Chilling effect adalah efek penurunan suhu yang dirasakan ayam akibat kecepatan angin yang berhembus. Alat yang berperan dalam efek ini adalah kipas. Semakin tinggi kecepatan angin yang berhembus, maka chilling effect yang dirasakan semakin besar atau suhu efektif makin rendah. Hanya saja kecepatan angin yang mengenai tubuh ayam perlu diperhitungkan. Untuk ayam broiler kecepatan angin yang direkomendasikan adalah 0,3 m/detik pada saat masa brooding dan 3 m/detik saat umur > 28 hari.
Saat kondisi lingkungan kering, dimana kelembapan udara rendah (RH rendah) penggunaan evaporative colling pad akan membantu menurunkan suhu udara dalam kandang dan suhu yang dirasakan oleh tubuh ayam. Penurunan suhu udara dengan memanfaatkan proses penguapan air ini dinamakan cooling effect.
Heat stress index ialah sebuah parameter yang bisa membantu kita untuk melihat kenyamanan udara dalam kandang. Indeks ini merupakan korelasi antara suhu dan kelembapan kandang. Batas aman heat stress index untuk ayam broiler adalah 85-95. Rumus heat stress index adalah penjumlahan antara suhu (0 C) dan kelembapan (%). Tabel 2 menunjukkan heat stress index.
Faktor Penentu Keberhasilan Closed House
Kandang tertutup (closed house) merupakan kandang modern dengan berbagai fasilitas yang semakin memudahkan peternak dalam manajemen pemeliharaan ayam. Mulai dari pengaturan suhu dan kelembapan yang bisa dilakukan secara otomatis, sampai tempat ransum dan air minum pun serba otomatis.
Kemudahan yang begitu banyak ini seringkali menjadi peternak menganggap enteng manajemen kandang closed house. Akibatnya tidak sedikit peternak yang gagal bahkan bangkrut akibat pengelolaan closed house yang tidak optimal.
-
Pastikan suplai listrik selalu tersedia
Listrik merupakan kebutuhan utama dalam kadang tertutup. Semua peralatan closed house membutuhkan daya listrik. Pasang instalasi listrik dengan baik, hitung semua kebutuhan daya listrik.
Siapkan genset untuk menggantikan suplai listrik dari PLN yang tiba-tiba mati. Selalu cek kondisi genset dalam kandang. Pastikan genset senantiasa siap untuk dinyalakan. Kadang kala peternak terlena dengan suplai listrik PLN yang lancar sehingga perawatan genset terlupakan. Akibatnya saat listrik PLN mati maka genset tidak bisa menyala, sehingga ayam akan kehilangan suplai udara. Dan tidak sedikit kasus kematian ayam total bisa terjadi saat listrik mati.
Pada saat listrik mati dan genset tidak bisa menggantikan, solusinya adalah dengan menurunkan tirai kandang secara manual. Atau bisa juga dilakukan secara otomatis dengan menggunakan alat emergency curtain drop yang biasanya dipasang di setiap sisi tirai kandang dekat dari katrol tirai kandang.
-
Deteksi lebih dini indikasi serangan penyakit dan atasi dengan segera
Kepadatan kandang yang meningkat dengan intesitas cahaya yang lebih redup dibandingkan open house mengharuskan kita senantiasa lebih waspada terhadap awal serangan penyakit. Terlebih lagi, sistem sirkulasi udara yang memungkinkan terjadinya serangan penyakit akan lebih mudah menyebar, terutama penyakit pernapasan.
Selalu lakukan pemantuan kondisi kesehatan ayam secara rutin. Segera pisahkan ayam yang terdeteksi lemah atau terserang penyakit. Lakukan pemantauan titer antibodi secara rutin sehingga data titer antibodi yang tersedia bisa dijadikan sebagai early warning system atau peringatan dini adanya serangan penyakit.
Kandang tertutup ayam petelur terutama masa produksi harus lebih sangat hati-hati dan senantiasa meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya serangan penyakit. Terlebih lagi intesitas cahaya saat masa produksi relatif rendah (cahaya redup) dengan kandang koloni isi 6 ekor menjadikan kita harus lebih jeli mengidentifikasi kondisi ayam.
-
Ubah paradigma karyawan kandang
Karyawan kandang yang terlibat dalam closed house harus dibekali manajemen khusus. Pilih orang-orang yang mau untuk merubah diri menyesuaikan dengan kondisi closed house. Beberapa kasus ditemukan karyawan kadang merasa bekerja di kandang tertutup lebih nyaman dibandingkan open house. Dan kondisi ini seringkali menjadikan mereka terlena. Padahal tantangan pemeliharaan di kandang closed house bisa dikatakan lebih rumit dibandingkan open house, terlebih lagi saat terjadi kasus.
Karyawan sebaiknya dibagi menjadi beberapa bagian, mulai dari bagian pemeliharaan ayam maupun karyawan bagian pemeliharaan kandang dan peralatan. Keduanya harus dipisahkan. Kebutuhan skill atau ketrampilan masing-masing bagian sangat berbeda.
Pengetahuan dan ketrampilan tenaga kandang harus senantiasa di-up grade (dinaikkan levelnya) dan di-update (mendapatkan info terbaru) secara periodik. Harapannya setiap tantangan dan permasalahan baru pada closed house bisa tertangani dengan cepat. Terlebih lagi karyawan kandang ini menjadi lini terdepat yang berhubungan langsung dengan kondisi kandang.
Medion sebagai perusahaan perunggasan nasional senantiasa siap untuk mendampingi pelanggan dalam hal konsultasi mengenai closed house maupun update manajemen pemeliharaan dan penyakit-penyakit pada ayam. Hal ini diwadahi Medion dengan penyelenggaraan Diklat untuk peternak yang secara rutin diadakan 1 bulan sekali maupun kegiatan ceramah oleh tim lapangan Medion.
Closed house adalah sebuah loncatan teknologi pemeliharaan ayam modern. Hal ini adalah sebuah keniscayaan. Perkembangan peternak yang menggunakan closed house, baik full closed house maupun semi closed house semakin hari semakin bertambah. Tujuannya adalah meningkatkan performa ayam (indeks performa) sehingga keuntungan peternak semakin besar. Terlebih lagi tantangan cuaca (global warming atau pemanasan global) maupun perubahan genetik menuntut kita untuk selalu berinovasi agar performa dan keuntungan kita semakin meningkat. Selamat beraktivitas. Salam.