Telur ayam mengandung banyak nutrisi. Setiap butirnya mengandung 6 gram protein. Kan-dungan kolin di dalamnya juga bermanfaat untuk meningkatkan aktivitas sel normal dalam tubuh, memperkuat fungsi hati, serta memperlancar sistem transportasi nutrisi. Telur juga merupakan protein hewani yang umum dikonsumsi. Tak heran, telur banyak digunakan dalam berbagai olahan, mulai dari masakan, kue, bahkan minuman.
Bersamaan dengan kepopulerannya, muncul berbagai mitos mengenai telur. Hal ini sedikit banyak mempengaruhi keinginan orang untuk mengonsumsi telur. Berikut beberapa asumsi yang salah tentang telur ayam
1. Setiap telur adalah bayi ayam
Tidak seperti manusia yang sel telurnya berfungsi untuk dibuahi dan akan menghasilkan keturunan, pada ayam, betina akan tetap bertelur meski tak dibuahi. Para peternak ayam petelur tidak memerlukan pejantan agar ayamnya bisa bertelur. Sebagian besar telur yang beredar di pasaran adalah telur yang tidak dibuahi.
2. Telur berkerabang cokelat muncul dari ayam yang berwarna cokelat juga
Hal ini tidak salah, tapi tak sepenuhnya benar. Telur dengan kerabang warna cokelat, juga bisa datang dari ayam berwarna putih ataupun hitam.
Yang berpengaruh terhadap warna telur bukanlah bulu ayam tersebut, namun warna telinganya. Ayam yang mempunyai telinga berwarna putih akan menghasilkan telur dengan kerabang berwarna putih. Namun, ayam petelur ras lokal Indonesia kadang bisa juga menghasilkan telur berkerabang putih walaupun telinganya berwarna merah. Sedangkan ayam dengan telinga berwarna merah seperti ayam petelur dari luar negeri, akan menghasilkan telur berkerabang cokelat.
3. Kuning telur tidak baik untuk kesehatan tubuh
Kuning telur memang mempunyai kandungan lemak dan kolesterol yang sangat tinggi. Namun para ilmuwan akhirnya mengetahui bahwa memakan makanan yang mengandung kolesterol tak selalu meningkatkan kolesterol darah serta tak semua lemak itu jahat. Sebaliknya, kuning telur mengandung banyak protein dan vitamin yang dapat menjadi salah satu diet jantung sehat bagi banyak orang.
4. Ayam yang tidak di kandang lebih ‘bahagia’ dan sehat
Ayam yang lebih ‘bahagia’ dan sehat tentunya menghasilkan telur yang lebih baik. Namun sebenarnya tidak pernah ada ternak ayam yang tidak melalui proses pengandangan. Jadi konsep ‘ayam yang tidak di kandang’ atau ‘cage free‘ adalah konsep yang salah kaprah. Bahkan ayam kampung pun memiliki kandang, namun lebih besar dan dijauhkan dari pemukiman manusia.
Sehat tidaknya ayam ditentukan oleh manajemen pemeliharaan dan pengobatan. Bahkan ayam yang terus dipelihara dalam kandang pun dapat tumbuh sehat bila dipelihara dengan baik dan lingkungan kandang dijaga kebersihannya.
5. Telur berwarna putih lebih baik daripada telur berwarna cokelat
Sebenarnya warna dari telur yang diproduksi sama sekali tak ada hubungannya dengan nutrisi yang terkandung di dalamnya. Dua hal yang mempengaruhi kualitas telur adalah kesehatan dari ayam dan apa yang dikonsumsi ayam tersebut sehari-hari.
Nutrisi dari setiap telur mungkin sama, namun kualitas bisa dilihat dari warna kuning telurnya. Jika kuning telur berwarna kuning pucat, berarti ayam dalam kondisi tidak sehat, memakan makanan yang kurang bernutrisi atau kurang mendapat sinar matahari. Jika telur ayam berwarna oranye kecoklatan, ayam mendapat asupan nutrisi sesuai kebutuhan dan sinar matahari yang cukup.