Sapi perah merupakan salah satu komoditas peternakan yang masih mempunyai peluang pengembangan cukup luas di Indonesia. Seperti kita ketahui bersama susu sebagai bahan minuman manusia yang sempurna, karena di dalamnya mengandung banyak zat gizi.

FAO menyerukan bahwa setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Susu Sedunia (World Milk Day), dengan tujuan menyebarluaskan informasi mengenai manfaat susu dengan mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi susu yang bermanfaat bagi tubuh dan meningkatkan industri susu yang menguntungkan bagi peternak sapi perah. Produksi susu segar dalam negeri diperkirakan mempunyai andil sekitar 20 persen dari kebutuhan susu nasional yakni 909.638 ton pada tahun 2018 (BPS, 2018). Rendahnya produktivitas susu akan berdampak pada tingkat pendapatan peternak.

Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam manajemen pemeliharaan sapi perah, adalah kesehatan ternak. Ternak yang sehat akan memiliki produktivitas optimal dan menghasilkan susu yang berkualitas. Dalam tatalaksana usaha peternakan sapi perah di beberapa negara berkembang, mastitis merupakan masalah utama karena dapat menyebabkan penurunan produksi susu dalam jumlah besar.

Kejadian Mastitis

Mastitis adalah penyakit radang ambing bagian dalam yang disebabkan mikroorganisme patogen atau bakteri penyebab mastitis di dalam kelenjar susu. Penularan mikroorganisme ini masuk melalui puting dan kemudian berkembang biak di dalam kelenjar susu.

Berdasarkan gejala klinisnya, penyakit mastitis dibedakan menjadi mastitis klinis dan subklinis. Mastitis klinis bila terdapat perubahan fisik susu seperti susu pecah, bercampur nanah, atau ambing bengkak, berdarah, bila dipegang panas dan menunjukkan respon kesakitan. Mastitis subklinis apabila secara fisik tidak ada perubahan pada susu dan ambing namun jika dilakukan uji mastitis akan terjadi peningkatan jumlah sel darah putih dalam susu.

Mastitis subklinis merupakan kasus yang sering terjadi di lapangan pada peternakan sapi perah, hingga mencapai 95-98% dari jumlah sapi produksi, sedangkan mastitis klinis, 2-5% (Jabar Litbang Pertanian, 2017). Kasus mastitis seringkali bermula dari mastitis subklinis yang terjadi pada saat laktasi. Mastitis subklinis dapat diketahui hanya dengan melakukan uji laboratorium misalnya dengan California Mastitis Test.

Kerugian Akibat Mastitis

Mastitis subklinis maupun klinis dapat menimbulkan kerugian ekonomi seperti penurunan produksi susu per kuartir per hari yang dapat mencapai 9-45,5%, penurunan kualitas susu yang mengakibatkan penolakan susu mencapai 30-40%, penurunan kualitas hasil olahan susu seperti menurunnya daya tahan susu pasteurisasi, perubahan produksi asam pada produk-produk susu fermentasi, produk mentega menjadi tengik, dan adanya perubahan rasa pada sebagian produk olahan. Selain hal tersebut, mastitis juga dapat meningkatan biaya perawatan dan pengobatan, sebagai sumber infeksi sapi lain, serta pengafkiran ternak menjadi lebih cepat.

Pencegahan dan Pengobatan

Tindakan pencegahan penyakit mastitis sangat diperlukan, misalnya:

  • Menjaga kebersihan & sanitasi kandang yang baik. Kebersihan lingkungan sangat berpengaruh pada kejadian mastitis. Dengan kebersihan lingkungan yang baik maka resiko kejadian mastitis akan berkurang.
  • Manajemen pemerahan yang baik karena mastitis biasa terjadi dari seekor sapi ke sapi lain dan dari kuartir terinfeksi ke kuartir normal melalui tangan pemerah, kain pembersih dan mesin pemerah. Misalnya dengan pembersihan lantai kandang sebelum pemerahan, pembersihan daerah kaki belakang, ambing & putting serta dipping puting sebelum diperah (contoh dengan Neo Antisep), pemerah cuci tangan dengan sabun, peralatan perah dalam keadaan bersih & kering, serta setelah diperah sapi diberi pakan untuk menghindari sapi duduk dan kuman masuk ke dalam putting yang masih terbuka sesaat setelah diperah.
  • Uji CMT secara berkala (minimal 1x dalam 1 siklus masa laktasi).
  • Pemberian produk alami yang dapat mencegah mastitis seperti Mastigrin. Mastigrin merupakan produk herbal/ alami untuk mencegah mastitis, serta mempunyai manfaat lebih untuk meningkatkan produksi susu. Dengan keunggulan seperti Tidak ada withdrawl time/ waktu henti obat, tidak ada residu obat, serta aman digunakan selama periode laktasi.

Pengobatan terhadap mastitis dapat dilakukan dengan antibiotik sesuai dengan bakteri yang menginfeksi. Supaya pengobatan optimal, dapat pula dilakukan uji sensitivitas antibiotik terhadap bakteri sebelum melakukan pengobatan. Pengobatan dengan antibiotik yang efektif sesuai penyebab, untuk bakteri Gram negatif & positif seperti Gentamin, Medoxy-L, untuk Mycoplasma seperti golongan Neo Meditril-I, Tysinol.

Dengan memperhatikan aspek kesehatan pada pemeliharaan sapi perah diharapkan ternak menjadi sehat dan memiliki produktivitas optimal sehingga susu yang dihasilkan juga berkualitas. Karena susu dan produk olahannya akan dikonsumsi manusia. Air susu sebagai salah satu sumber protein hewani sangat baik untuk kesehatan manusia.

Sapi Sehat, Susu Berkualitas
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin